Kamis, 25 April 2024

Jokowi Dorong Pembukaan Akses Negara-Negara Asia Pasifik

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC ke-28, secara virtual dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (12/11/2021) malam. Foto: Biro Pers Setpres

Joko Widodo Presiden mengajak seluruh negara yang tergabung dalam Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik atau Asia Pacific Economic Partnership (APEC) memperkuat kerja sama.

Menurut Jokowi, kerja sama antarnegara sangat penting untuk bangkit bersama dan berkelanjutan, di tengah upaya pemulihan ekonomi global karena pandemi Covid-19.

Pernyataan itu disampaikan Presiden, Jumat (12/11/2021) malam, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC ke-28, secara virtual dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Dalam pidatonya, Jokowi Presiden fokus pada tiga poin penting untuk diterapkan di negara-negara kawasan Asia Pasifik.

Pertama, segera membuka mobilitas yang aman, untuk mempercepat pemulihan ekonomi seiring terkendalinya kasus infeksi Virus Corona.

“Kita harus memperkuat kerja sama untuk bangkit bersama, kuat bersama, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, saya mengajak APEC untuk fokus pada tiga hal. Pertama, kita harus segera membuka mobilitas yang aman di kawasan, untuk mempercepat pemulihan ekonomi,” ujarnya.

Anggota APEC, lanjut Jokowi, harus sama-sama meningkatkan target cakupan vaksinasi, serta menyepakati pengaturan jalur khusus untuk pelaku perjalanan yang sudah vaksinasi.

Poin kedua, Presiden Indonesia mendorong APEC mewujudkan ekosistem rantai pasok global yang lebih tangguh dan berbiaya murah.

Karena, disrupsi di sektor rantai pasok dan logistik global punya dampak ekonomi yang signifikan.

Jokowi menjelaskan, pandemi Covid-19 membuktikan rantai pasok global yang cuma bertumpu pada satu atau dua negara sangat rentan, terutama untuk proses produksi vaksin, obat, alat-alat kesehatan, dan produk-produk penting lainnya.

“Biaya pengangkutan kontainer yang saat ini naik sampai tiga kali lipat dibandingkan sebelum pandemi juga memukul eksportir dan importir. Akar masalah harus dicari dan segera kita selesaikan,” imbuhnya.

Yang ketiga, Presiden Indonesia mendorong proses transisi menuju ekonomi berkelanjutan dan mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan atau istilahnya ekonomi hijau.

Maka dari itu, kebijakan pembangunan perlu memperhatikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan mengatasi perubahan iklim.

Jokowi bilang, APEC harus bisa memfasilitasi investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi rendah karbon, serta mengintegrasikan ekonomi hijau dalam berbagai kerja sama.(rid/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs