Berbeda dengan Candi Borobudur sebagai situs umat Budha, yang memang bisa dinikmati masyarakat umum, temuan gua dengan relief Budha di desa Jireg, Bondowoso, sepertinya tidak mungkin bisa dinikmati masyarakat umum.
Sedangkan menurut DHAMMA SUBHO MAHATHERA sesepuh Sangha Theravada Indonesia, kondisi lokasi temuan gua dengan relief Budha didesa Jireg, Bondowoso, bisa dipastikan memang tidak ditujukan untuk kepentingan umum.
Dari tinjauan sejarah lokal, temuan gua di desa Jireg, Bondowoso tersebut bisa dipastikan dibangun oleh masyarakat dimasa lalu sebagai upaya untuk mengungsikan diri, atau melarikan diri dari presur pemerintahan masa itu.
“Kemudian mereka mengajarkannya secara lisan, dengan menampilkan lambang-lambang atau simbol-simbol seperti yang ditemukan digua tersebut. Ada simbol, bunga teratai, kepala manusia dengan tanduk serta
Karenanya, temuan gua itu merupakan tempat pertapaan bagi mereka yang ingin menempuh ajaran kesempurnaan. “Lokasinya sesuai dengan pertapaan yang diharapkan bisa membawa manusia ketingkat sempurna. Bagi umat Budha lokasi itu cocok untuk pertapaan, tapi tentunya sangat berat,” pungkas DHAMMA SUBHO MAHATHERA.(tok)
Teks foto:
1. Bante DHAMMA SUBHO MAHATHERA menunjuk lokasi.
2. Ditebing terjal dengan kemiringan 70 derajat.
Foto: Dok. Shanga Theravada Indonesia