Kamis, 18 April 2024

Hari Kebangkitan Nasional Momentum Gotong Royong Untuk Pulihkan Ekonomi

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Rusli Abdullah Peneliti Indef. Foto: Antara

Rusli Abdullah Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang jatuh pada 20 Mei menjadi momentum untuk bergotong royong mendukung pemulihan ekonomi nasional.

“Secara historis, modal gotong royong inilah yang membuat kita bertahan sejak zaman penjajahan, krismon (krisis moneter) pun juga di masa pandemi sekarang ini,” katanya dilansir dari Antara, Rabu (19/5/2021).

Rusli berpendapat, setidaknya ada tiga konsep gotong royong yang telah dan perlu terus dilakukan di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Hal itu antara lain dengan terus menstimulus konsumsi masyarakat, mendorong pelaksanaan vaksinasi Covid-19 serta menstimulus belanja sosial masyarakat dalam penanganan Covid-19.

“Pemerintah perlu secara jeli melihat sektor atau langkah apa yang menjadi game changer. Yang membuat ekonomi kota naik dan running (berputar) itu kan konsumsi, maka konsumsi ini perlu terus didorong,” katanya.

Konsep gotong royong untuk mendorong konsumsi bisa diterapkan, misalnya dengan kegiatan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) hingga membatasi masuknya barang impor.

Selain itu, promosi produk atau pangan lokal oleh pesohor atau influencer bisa menjadi salah satu langkah untuk mendorong minat belanja masyarakat.

Rusli juga mengungkapkan program vaksinasi gotong royong yang diinisiasi oleh Kadin juga menjadi salah satu langkah bahu membahu dalam mendukung pemulihan ekonomi di tengah pandemi.

“Secara konsep, sebuah upaya bahu membahu di masa pandemi itu sangat bagus,” katanya.

Lebih lanjut, mendorong belanja sosial masyarakat dalam penanganan Covid-19 juga jadi langkah bersama dalam mendukung pemulihan ekonomi.

Konsep gotong royong yang diterapkan yaitu mendorong agar masyarakat bisa ikut melakukan mitigasi penanganan Covid-19 dengan memanfaatkan modal atau uang mereka sendiri.

Konsep tersebut turut mendorong perputaran ekonomi di daerah dan membantu pemerintah mencegah persebaran Covid-19.

“Di Jogja itu ada shelter untuk pasien Covid-19 gejala ringan. Desa memberi tempat, uangnya dari gotong royong masyarakat, tenaga medisnya dari relawan. Konsep ini membuat ekonomi juga ikut berputar sehingga menstimulus perekonomian. Berputar uangnya,” katanya.(ant/frh/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 18 April 2024
30o
Kurs