Selasa, 30 April 2024

Perkuat Implementasi Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek Kolaborasi dengan Pemkab Ngawi

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Audiensi Kurikulum Merdeka dengan pemangku kepentingan pendidikan Kabupaten Ngawi di aula rumah dinas Bupati Ngawi, (20/7/2022). Foto: Kemendikbudristek

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terus berupaya mengatasi tantangan pembelajaran terutama yang diakibatkan pandemi Covid-19. Upaya tersebut diwujudkan melalui kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur dalam pelaksanaan implementasi Kurikulum Merdeka.

Anindito Aditomo Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek menjelaskan prinsip utama Kurikulum Merdeka yang selalu berorientasi pada murid dengan memprioritaskan tumbuh kembang anak secara utuh serta mementingkan pengembangan kompetensi dan karakter murid.

“Kurikulum Merdeka memudahkan dan mendorong guru untuk berorientasi pada murid, misalnya berfokus pada materi esensial, jadi materi tiap mata pelajaran lebih sedikit sehingga guru tidak perlu terburu-buru dalam mengajar. Guru bisa menggunakan metode yang lebih interaktif, lebih mendalam, dan lebih menyenangkan,” terang Anindito di Jakarta, Kamis (28/7/2022).

Senada dengan itu, Irsyad Zamjani Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan (PSKP) Kemendikbudristek menyampaikan bahwa Kurikulum Merdeka ini lebih sederhana materinya, fleksibel dalam penerapannya.

“Selain itu, Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran projek, khususnya untuk menguatkan pendidikan karakter,” terang Irsyad saat melakukan audiensi dengan pemangku kepentingan pendidikan Kabupaten Ngawi di aula rumah dinas Bupati Ngawi, (20/7/2022).

Lebih jauh Irsyad menjelaskan bahwa Kemendikbudristek belajar banyak dari pengalaman pandemi. Sekolah-sekolah yang diberi kesempatan menerapkan kurikulum darurat, yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan, ternyata lebih berhasil mengurangi risiko kehilangan pembelajaran (learning loss). Hal ini menjadi landasan mengapa Kurikulum Merdeka dibuat lebih sederhana dan fleksibel.

Selanjutnya, Ony Anwar Harsono Bupati Ngawi menyambut baik implementasi Kurikulum Merdeka dan menyatakan dukungan bagi sekolah di Kabupaten Ngawi yang mengambil opsi untuk menerapkan Kurikulum Merdeka pada awal tahun ajaran 2022/2023.

Ony menyampaikan bahwa perubahan kurikulum disambut baik oleh para pendidik di Kabupaten Ngawi. “Guru-guru kami di sini terbiasa menghadapi perubahan dan sangat aktif untuk belajar,” ujar Ony.

Dalam kesempatan yang sama, Heru Kusnindar Ketua DPRD Kabupaten Ngawi menyatakan bahwa jajaran pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Ngawi mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka di Kabupaten Ngawi yang mulai diimplementasikan pada tahun ajaran baru ini.

“Kami menyambut baik upaya perubahan yang dilakukan oleh Kemendikbudristek melalui program Kurikulum Merdeka dalam upaya menjawab berbagai persoalan yang muncul saat ini. Pendidikan diharapkan dapat mewadahi minat dan bakat siswa, termasuk peluang-peluang pekerjaan baru,” ungkap Heru.

Saat sesi diskusi, para guru yang sekolahnya menerapkan Kurikulum Merdeka terlihat sangat antusias.

“Selama beberapa hari ini, selain melakukan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah, kami juga mulai melakukan asesmen awal pembelajaran. Hasilnya akan kami manfaatkan untuk memberikan pembelajaran yang sesuai kebutuhan siswa,” ujar Takiyatul Amini guru kelas 1 SDN Margomulyo 1 Kabupaten Ngawi.

Lebih lanjut, peran pengawas sekolah juga sangat penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka ini. Siti Amsiah salah satu pengawas SD di Kabupaten Ngawi menuturkan bahwa para pengawas berupaya mempelajari Kurikulum Merdeka melalui berbagai sumber seperti webinar serta kemudian mendorong pemahaman sekolah melalui berbagai diskusi.

“Kami berkolaborasi dengan guru dan kepala sekolah yang tergabung dalam komunitas penggerak, guru penggerak, dan kepala sekolah penggerak sebagai tutor dalam berbagai diskusi. Kami mengadakan forum diskusi berulang kali,” ujarnya.

“Sebagai kebijakan nasional, penerapan kurikulum memerlukan dukungan berbagai pihak di daerah. Para pemangku kepentingan perlu bahu-membahu mewujudkan visi dari kurikulum ini, yaitu meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan,” pungkas Irsyad.(faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Kurs
Exit mobile version