Minggu, 13 Oktober 2024

Demi Menjadi Kota Layak Anak Dunia, Surabaya Target Punya 5 Rumah Disabilitas pada 2024

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya saat paparan dalam acara Hari Anak dan Disabilitas Sedunia, di Balai Pemuda Surabaya, Selasa (12/12/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya saat paparan dalam acara Hari Anak dan Disabilitas Sedunia, di Balai Pemuda Surabaya, Selasa (12/12/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Kota Surabaya menarget total lima Rumah Anak Prestasi (RAP) khusus disabilitas terpenuhi 2024 sebagai salah satu bukti kesiapan meraih Kota Layak Anak Dunia.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, dua RAP yang sudah ada di Sonokwijenan dan Nginden dinilai masih kurang menyentuh seluruh wilayah.

“Pokoknya Surabaya harus ada lima (titik), barat, timur, selatan, utara, pusat. Sekarang ada dua, kurang tiga. Target kami pada 2024 selesai semua. Sehingga disabilitas punya hak yang sama, mereka tak perlu jauh-jauh ke Semolowaru,” tuturnya saat menghadiri peringatan Hari Anak dan Disabilitas Sedunia, Selasa (12/12/2023).

Penyediaan fasilitas itu, lanjutnya, untuk memenuhi persamaan hak setiap anak.

“Saya selalu punya komitmen Pemerintah Kota Surabaya, bagaimana peran anak menjadi bagian dari pembangunan Kota Surabaya. Pembangunan itu melibatkan anak-anak. Yang terpenting, anak ini bisa nyaman di Kota Surabaya. (Bisa) menyatakan pendapat. Ini menunjukkan bahwa Surabaya itu sudah siap menuju ke Kota Layak Anak Internasional,” bebernya.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya bersama DPRD, dan UNICEF Jawa Timur merayakan Hari Anak dan Disabilitas Sedunia, Selasa (12/12/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Selain RAP, program lainnya yang memfasilitasi anak-anak juga akan tetap dijalankan. Terbaru, siswa wajib berbahasa Inggris di sekolah setiap Jumat.

“Ketika ada tamu-tamu dari luar negeri dari Jepang, yang menyambut anak-anak. Jadi Saya bangga betul dan ini kenapa saya sampaikan setiap Jumat yang di sekolah negeri harus pakai Bahasa Inggris ya karena ini karena anak-anak harus berani, yang dalam negeri oke lah. Sekarang mereka harus bermitra dengan yang internasional,” bebernya.

Eri juga berkomitmen, sejak Surabaya diajak kerja sama dengan menjalankan Rencana Kerja Tahunan (RKT) program Children Friendly Cities Initiatives (CFCI), akan menyelesaikan PR yang ada.

“Kami tidak akan berhenti dengan omongan orang. Yang dilakukan pemerintah adalah apa yang dilakukan ketika peristiwa terjadi,” tandasnya.

Diketahui, United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) memberi pekerjaan rumah Kota Surabaya untuk menangani kekerasan, meliputi dunia maya hingga kesenjangan ekonomi setelah jadi percontohan masuk dalam program Children Friendly Cities Initiatives (CFCI). (lta/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kurs
Exit mobile version