Senin, 2 Desember 2024

ITS Gandeng Kampus Australia untuk Hadapi Masalah Banjir di Surabaya

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
ITS bersama Queensland University of Technology (QUT) dan University of Technology Sydney (UTS) melakukan penelitian untuk memperkuat ketahanan terhadap bencana banjir di surabaya. Foto: ITS

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berkolaborasi dengan Queensland University of Technology (QUT) dan University of Technology Sydney (UTS) untuk mencari solusi dalam menghadapi banjir di Kota Surabaya.

Agus Muhamad Hatta Wakil Rektor ITS Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Kealumnian mengatakan, kerja sama antar tiga perguruan tinggi itu diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat saat musim hujan tiba.

“Semoga hasil dari kolaborasi riset ini bermanfaat bagi kita semua,” katanya dalam keterangan yang diterima, Selasa (6/8/2024).

Connie Susilawati Associate Professor dari QUT mengatakan, kerja sama itu terjalin setelah ada kesempatan pengajuan proposal KONEKSI, program inisiatif kolaboratif di sektor pengetahuan dan inovasi yang mendukung kemitraan antara organisasi Australia dan Indonesia, serta merupakan kerja sama bilateral dengan Kota Surabaya sebagai objek penelitian.

“Bertujuan untuk memperkuat pondasi Kota Surabaya dalam menghadapi banjir. Dalam pelaksanaannya, dilakukan pengambilan sampel terhadap enam studi kasus yang berasal dari enam kelurahan berbeda di Kota Surabaya,” katanya.

Penelitian tersebut terdiri dari tujuh fase, yakni meliputi kajian literatur, perizinan, pilot studi, pengumpulan data, pengolahan data, dan diseminasi.

“Dari ketujuh fase tersebut, terciptalah beberapa hasil dan rekomendasi bagi Kota Surabaya,” ucap Dosen Faculty of Business and Law School of Economics & Finance QUT tersebut.

Sementara itu, Farida Rachmawati Dosen Teknik Sipil ITS mengatakan, salah satu rekomendasi dari penelitian itu yakni dengan mengembangkan informasi banjir. Informasi banjir mencakup pengetahuan umum dan detail khusus dalam mengatasinya.

Lebih lanjut, upaya itu juga ditunjang dengan adanya pelatihan kesiapsiagaan. Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan dengan fokus mempersiapkan masyarakat, khususnya kelompok rentan dalam menghadapi banjir

“Dengan adanya pelatihan ini risiko akibat adanya banjir bisa menjadi lebih kecil,” jelas Farida.

Selain itu, penelitian tersebut juga merekomendasikan peran pemerintah dalam mendukung kelompok rentan saat banjir. Dukungan tersebut dapat disempurnakan dengan adanya keterlibatan kelompok rentan dalam program ketahanan bencana yang dimiliki Pemerintah Kota Surabaya serta pengambilan keputusan mengenai banjir.

Untuk mempermudah pelaksanaan rekomendasi tersebut, terdapat beberapa data penunjang hasil dari penelitian. Seperti data sekunder berupa pemetaan terhadap lama durasi, tinggi banjir, dan kondisi demografis kerentanan masyarakat pada objek amatan.

“Data-data yang sudah didapatkan diharap dapat membantu Pemkot Surabaya dalam memperkuat ketahanan menghadapi banjir. Penelitian ini juga diharap dapat membuahkan penelitian lanjutan dengan output yang dapat menjawab pertanyaan lebih advance,” tandasnya. (ris/saf/faz)

Berita Terkait

Kurs
Exit mobile version