Sabtu, 27 Juli 2024

Jawa Timur Dilanda 78 Kali Bencana Hidrometeorologi Sejak Awal Tahun

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Gatot Soebroto Kalaksa BPBD Jatim meninjau dampak kerusakan akibat angin kencang yang menerpa SDN Kedungwonokerto di Prambon, Sidoarjo, Senin (5/2/2024). Foto: BPBD Jatim Gatot Soebroto Kalaksa BPBD Jatim meninjau dampak kerusakan akibat angin kencang yang menerpa SDN Kedungwonokerto di Prambon, Sidoarjo, Senin (5/2/2024). Foto: BPBD Jatim

Jawa Timur (Jatim) tercatat dilanda 78 kali bencana hidrometeorologi sejak peridode 1 Januari hingga 28 Februari 2024. Peristiwa angin kencang menjadi fenomena paling dominan melanda Jatim.

Gatot Soebroto Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim menyebut, peristiwa angin kencang terjadi 47 kali di sejumlah kota dan kabupaten.

Teranyar, fenomena angin kencang melanda Kabupaten Sidoarjo pada Senin (26/2/2024) sore. Gatot menyebut dari 47 kejadian angin kencang di Jatim itu berdampak pada rusaknya 2.155 unit rumah yang ditempati 15.129 kartu KK se Jatim.

“Kemudian empat (korban angin kencang di Jatim) meninggal dunia dan 29 orang luka-luka,” ujar Gatot dalam keterangannya, Kamis (29/2/2024).

Gatot menyatakan, kejadian bencana angin kencang dengan intensitas tinggi dan dampak yang cukup meluas terjadi di wilayah Sidoarjo dan Kabupaten Pamekasan.

“Angin kencang menjadi ancaman utama Jatim ini terjadi di dua lokasi yaitu Sidoarjo dan Pamekasan. Pada lokasi itu ada ratusan rumah mengalami kerusakan dengan kategori berat, sedang dan ringan,” ungkap Gatot.

Berdasarkan Pusat Data Operasi (Pusdalops) BPBD Jatim, bencana di Jatim masih didominasi bencana hidrometeorologi. Lalu rincian dari 78 bencana hidrometeorologi yang melanda Jatim itu antara lain 47 angin kencang, 25 banjir, 3 angin puting beliung, 2 tanah longsor, dan 1 lainnya.

Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, menyebutkan bahwa situasi cuaca ekstrem diprediksi akan berlangsung hingga Maret mendatang.

Oleh sebab itu, Gatot meminta BPBD kabupaten dan kota untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaannya akan cuaca ekstrem.

“Semua kebutuhan logistik dan peralatan juga sudah kita dorong ke daerah, agar teman-teman kabupaten/kota bisa merespon cepat saat terjadi bencana,” sambungnya.

Menurut Gatot, cuaca ekstrem bisa memicu terjadinya bencana hidrometeorologi hampir di semua kabupaten/kota di Jatim.

“Mulai dari wilayah Tapal Kuda, Mataraman hingga wilayah Arek dan Pandalungan,” jelasnya. (wld/saf/iss)

Bagikan
Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Perahu Nelayan Terbakar di Lamongan

Kurs
Exit mobile version