Senin, 4 November 2024

Satu Anak yang Dilaporkan Hilang ke SS Akhirnya Ditemukan: Mengaku Tak Diperbolehkan Pulang oleh Kelompoknya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi anak hilang. Foto: Getty Image

Anak perempuan inisial Z (12 tahun), satu dari tiga anak yang dilaporkan hilang berhari-hari oleh orang tuanya ke Radio Suara Surabaya kemarin, ditemukan di Tol Banyu Urip oleh Satpam sekolahnya, Senin (14/10/2024) siang.

Matrai Faridin Kepala Sekolah SD Negeri tempat sekolah ketiga siswa itu mengatakan, Z dalam keadaan sehat dan saat ini sudah dibawa ke sekolah.

“Sedikit batuk-batuk sedikit, cuma kulitnya menghitam. Karena tidak pakai celana panjang, kakinya menghitam, dan tidak pakai sandal selama sepuluh hari (di luar kota). Ini lengkap, orang tuanya, pak lurah, pak RT/RW sudah disini,” lapornya kepada Radio Suara Surabaya.

Sebelumnya, tiga orang anak perempuan yakni C (13 tahun), B (12 tahun), dan Z yang merupakan siswa satu sekolah itu dilaporkan tak kunjung pulang setelah meninggalkan rumahnya sejak 4 Oktober 2024 lalu.

Orang tua anak-anak itu melaporkan kejadian itu ke kepolisian, serta ke Radio Suara Surabaya pada Minggu (13/10/2024) sore, supaya dibantu mencari keberadaan ketiganya. Kemudian,  setelah mendapatkan persetujuan para orang tua, Suara Surabaya memposting kabar tersebut pada hari itu juga.

Setelahnya, semua kawan Suara Surabaya maupun pihak sekolah menaruh atensi soal berita tersebut, baik di udara maupun media sosial. Beberapa mengaku pernah melihat ketiganya bersama sekelompok anak, diduga menaiki truk yang mengarah ke luar kota. Sebelum akhirnya ditemukan pada hari ini.

Sementara soal ditemukannya Z, Matrai Faridin mengatakan berawal saat Dedik, satpam sekolahnya melewati Tol Banyu Urip, melihat ada tiga orang anak turun dari truk dan berjalan dekat gerbang tol.

“Ketemu anak tiga, laki-laki dua, dan satunya Z, turun dari truk. Karena satpam saya kenal baik (dengan Z) langsung didatangi, kemudian dua teman laki-lakinya ditanya, mengaku hanya mengantar  saja,” ujarnya.

Setelahnya, satpam mengamankan Z ke sekolah. Setibanya di ruangan kepala sekolah, Matrai mengatakan langsung menanyai anak tersebut dari mana saja selama sepuluh hari ini.

“Sebelumnya ke Jawa Barat di Cirebon, terus ke Semarang beberapa hari, terus semalam sempat ke Tuban, dan menginap di Lamongan. Terus yang dua (C dan B) katanya tidak mau pulang karena ingin di Pantai dulu, maunya pulang nanti sore, tapi memang katanya mau pulang,” ujarnya.

Soal motif meninggalkan rumah, kata Matrai, Z mengaku sekadar ingin bermain. Sedangkan untuk dua anak laki-laki yang mengantar Z, langsung pergi meninggalkan lokasi setelah bertemu dengan Satpam sekolah.

“Ceritanya selama ini kalau makan, ada yang keliling mencari minta-minta untuk dibelikan makan. Seperti mengamen. Kadang nunggu di depan tempat makan, terus dibelikan orang,” ujarnya.

Meski demikian, kata Matrai, Z mengaku sebetulnya ingin segera pulang. “Dia ngaku, tapi tidak diperbolehkan timnya itu. Mengaku lima orang, kemudian di sana, di Semarang, ada home base-nya,” ujarnya.

Ke depan, ia mengatakan pihak sekolah akan lebih memperketat perkembangan Z maupun B dan C soal gerak-geriknya. Termasuk jika ada kemungkinan bakal kembali ke kelompoknya. (bil/ipg)

Berita Terkait

Kurs
Exit mobile version