Rabu, 13 November 2024

WHO Sebut Sistem Kesehatan Lebanon Kewalahan Hadapi Serangan Israel

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Tedros Adhanom Ghebreyesus Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Foto: Reuters

Tedros Adhanom Ghebreyesus Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, sistem kesehatan Lebanon berada dalam kondisi sulit dalam menghadapi meningkatnya kebutuhan di tengah serangan Israel yang terus berlangsung.

Melalui media sosial X pada Sabtu (12/10/2024), Tedros menyampaikan bahwa dari 207 pusat perawatan kesehatan primer di Lebanon yang terpengaruh konflik, 100 di antaranya telah ditutup akibat meningkatnya kekerasan.

Dilansir dari Antara, selain itu terdapat lima rumah sakit juga terpaksa ditutup karena kerusakan struktural akibat serangan.

“Serangan terhadap petugas dan fasilitas kesehatan, yang telah mengakibatkan hampir 100 kematian, harus dihentikan,” tegas Tedros.

Dengan meningkatnya jumlah korban luka-luka, Dirjen WHO tersebut menambahkan bahwa sistem kesehatan Lebanon berjuang untuk mengatasi situasi ini, mengingat keterbatasan kapasitas sumber daya dan tenaga kesehatan yang tersedia. Ia menyerukan perlindungan segera bagi pasien dan petugas kesehatan.

Serangan udara besar-besaran oleh Israel di Lebanon ditujukan untuk menargetkan kelompok Hizbullah. Sejak serangan dimulai pada 23 September, sedikitnya 1.351 orang telah tewas, lebih dari 3.800 terluka, dan lebih dari 1,2 juta orang terpaksa mengungsi.

Serangan ini merupakan eskalasi dari konflik lintas batas yang telah berlangsung selama setahun antara Israel dan Hizbullah, yang semakin diperparah oleh serangan Israel di Jalur Gaza, di mana lebih dari 42.100 korban jiwa telah dilaporkan sejak serangan kelompok Hamas tahun lalu. (ant/saf/iss)

Berita Terkait

Kurs
Exit mobile version