Massa sopir truk yang unjuk rasa soal ODOL mengancam akan menginap di Jalan Pahlawan Kota Surabaya, jika belum ada kesepakatan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) soal tuntutannya.
Ancaman itu diungkapkan Angga Firdiansyah Ketua Gerakan Sopir Jawa Timur (GSJT), setibanya massa aksi di Jalan Pahlawan Surabaya sejak pukul 15.45 WIB.
“Akan nginap di sini, akan berteduh di sini, menginap di sini,” ucapnya.
Selain orasi, mereka juga memutar musik kencang dengan sound horeg dengan maksud agar didengar pemerintah, serta membawa dua keranda sebagai simbol matinya keadilan.
“Tujuannya agar didengar. Terus dua keranda itu simbol dari kematian, keadilan bagi sopir. Terus bawa bendera 1.200 meter itu belum adanya kemerdekaan untuk teman-teman sopir,” ucapnya.
Kesepakatan yang diminta, lanjut dia, operasi ODOL harus dihentikan sampai ada solusi kejelasan regulasi, salah satunya tarif angkutan logistik.
“Karena kawan-kawan ketakutan karena diancam dengan pidana itu,” tegasnya.
Sebagai informasi, aksi serentak di seluruh Jatim itu membawa total 6 tuntutan:
- Hentikan operasi ODOL
- Regulasi ongkos angkutan logistik
- Revisi UULLAJ Nomor 22 Tahun 2009
- Perlindungan hukum kepada sopir
- Berantas premanisme dan pungli
- Kesetaraan perlakuan hukum
Diberitakan sebelumnya, pantauan suarasurabaya.net pukul 15.45 WIB massa tiba dan langsung memblokade Jalan Pahlawan dengan memarkirkan kendaraan di seluruh badan jalan.
Setibanya di lokasi mereka langsung melakukan orasi dipimpin orator bergantian menyampaikan tuntutannya. (lta/bil/ham)