Rabu, 6 November 2024

Hasto Beri Motivasi Caleg Terpilih PDIP Berani Lawan Praktik Hukum Kolonial Penguasa

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Hasto Kristiyanto Sekjen DPP PDIP saat membuka Sekolah Hukum yang digelar DPP PDIP di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (14/6/2024). Foto : Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Hasto Kristiyanto Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) menyebut jika saat ini Indonesia masih mewarisi semangat kolonial dalam bentuk arogansi kekuasaan di dalam sektor hukum. Namun ia menegaskan PDIP masih beruntung memiliki rekam jejak sejarah dalam melawan semangat kolonialisme.

Hal itu disampaikan Hasto dalam sambutannya saat membuka Sekolah Hukum yang digelar DPP PDIP di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (14/6/2024).

Acara ini dihadiri Ketua DPP PDIP, sejumlah Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP dan puluhan kader partai berlambang Banteng moncong putih itu.

Megawati Soekarnoputri Ketua Umum DPP PDIP serta ratusan caleg terpilih PDIP dari berbagai daerah turut mengikuti Sekolah Hukum PDI Perjuangan secara daring.

Awalnya Hasto menyinggung jika keterjajahan hukum kolonial benar-benar dirasakan oleh para pendiri bangsa, salah satunya Ir Soekarno Presiden Pertama RI. Namun justru dengan tekanan dari kolonialis, berujung pada perjuangan Indonesia merdeka.

“Tetapi sekian lama kita merdeka, oleh perjuangan yang berdarah-darah, yang secara luar biasa, dilakukan oleh para founding father kita, tapi ternyata kita masih sering mewarisi hukum-hukum kolonial dalam bentuk arogansi kekuasaan itu,” kata Hasto.

Hasto kemudian mengisahkan apa yang dialami oleh Bung Karno yang hampir ditangkap bersama teman-teman seperjuangannya di Partai Nasional Indonesia (PNI). Namun dalam kejadian itu justru Bung Karno tak gentar melawan hukum kolonial.

“Setelah menggelorakan semangat Indonesia merdeka, sekarang dan sekarang, itu bukan ucapan yang mudah, karena menghadapi suatu tantangan hukum,” katanya.

“Lalu Bung Karno ditanyakan, ditanya oleh Bung Gatot, Sekretaris Jenderal PNI saat itu, apakah Bung Karno siap untuk menghadapi risiko yang terburuk di dalam menghadapi hukum kolonial itu? Lalu Bung Karno mengatakan, seseorang jangan melibatkan dirinya ke dalam perjuangan hidup atau mati, jika dia sebelumnya tidak insaf akan akibatnya,” sambungnya.

Atas dasar itu, Politikus asal Yogyakarta ini meminta seluruh kader PDIP untuk berbangga lantaran memiliki rekam jejak sejarah perjuangan melawan hukum kolonial.

“Jadi saudara-saudara sekalian, berbanggalah, bahwa PDI perjuangan ini memiliki rekam jejak sejarah perjuangan dengan Partai Nasional Indonesia, dimana para pemimpinnya berani berjuang meskipun harus menghadapi hukum kolonial,” tegasnya.

Lebih lanjut, Hasto mengungkapkan, Bung Karno pernah menyampaikan jika musuh akan selalu mengerahkan segala cara untuk tak melepas cengkeramannya. Namun Bung Karno tetap teguh pada pendirian bahwa musuh pasti akan hancur dan kemenangan akan diraih.

Ia pun mengingatkan jika jangan pernah berpikir kalau meraih kemerdekaan adalah hal yang mudah. Pasalnya Bung Karno telah memberi contoh dengan harus melalui berbagai perjuangan.

“Jadi Bapak-Ibu dan saudara-saudara sekalian, kita adalah partai pejuang, sejak zaman kolonial, kita, Bung Karno menghadapi suatu bentuk ketidakadilan, dari hukum-hukum Belanda, untuk memenjarakan, mereka yang berjuang, bagi keadilan, bagi kebenaran,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, beberapa pakar hukum akan memberikan materi kuliah dalam Sekolah Hukum di Sekolah Partai DPP PDIP. Keynote speakers antara lain Prof. Mahfud MD, Prof. Gayus Lumbuun, Prof. Dr. Todung Mulya Lubis, Dr. Maqdir Ismail, dan lain-lain.(faz/ipg)

Berita Terkait

Kurs
Exit mobile version