Gibran Absen, Bobby dan Khofifah Hadir dalam Peringatan Hari Otonomi Daerah di Surabaya
Kamis, 25 April 2024 | 09:40 WIB
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Surabaya (BEM Ubaya) menggelar festival musik Multifest bertajuk “Jaggadhita Dhakara” di Lapangan Parkir Perpustakaan, Kampus Ubaya Tenggilis Surabaya, pada Sabtu (27/5/2023) malam.
Kezia Shaloom Liesia Saputri Perwakilan Badan Pengurus Harian (BPH) Multifest mengatakan, acara yang dihadiri sekitar 700 peserta serta mendatangkan Kunto Aji dan Diskoria sebagai pengisi acara utama itu, sebagai wadah bagi masyarakat khususnya mahasiswa untuk dapat memupuk rasa nasionalisme dalam pentingnya pelestarian kebudayaan Indonesia.
“Multifest tahun ini mengambil tema Jaggadhita Dhakara yang memiliki arti kesejahteraan dunia sepanjang masa. Melalui tema ini, kami ingin peserta mendapat banyak insight baru mengenai keragaman budaya, agama, dan semua perbedaan lainnya yang ada di Indonesia,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, dihadirkannya Kunto Aji dan Diskoria yakni bertujuan untuk membawa suasana baru pada festival musik yang selama ini diselenggarakan Ubaya.
“Selain itu, mereka juga membawa nostalgia dalam dunia musik tanah air yang dikemas dengan cara modern. Konsep seperti inilah yang kami inginkan pada acara Multifest,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kegiatan itu juga dimeriahkan oleh performance dari para mahasiswa Ubaya. Pertunjukan yang ditampilkan mulai dari pembacaan puisi, band, hingga bernyanyi lagu dangdut. Ada pula bazaar makanan di sekeliling tempat pertunjukan.
Ia berharap, melalui acara itu, pengunjung dapat ikut terlibat dalam semarak festival musik di Ubaya dan mendapat pesan tentang keragaman budaya yang menjadi tujuan acara ini.
“Dengan memahami, menerima, dan menghargai keragaman itu, maka kita dapat mencapai Jagaddhita Dakara atau kesejahteraan dunia di sepanjang masa,” ujarnya.
Sebagai diketahui, festival tersebut, merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh kolaborasi tiga kementerian dalam BEM Ubaya, yakni Kementerian Kerohanian, Kementerian Nasionalisme, serta Kementerian Seni dan Budaya.(ris/iss)
