Selasa, 30 April 2024

Diet Sayur dan Rendah Gula Disebut Membantu Kurangi Risiko Gagal Jantung

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Makanan pokok lauk pauk, sayur, dan buah. Foto: iStock Ilustrasi - Makanan pokok lauk pauk, sayur, dan buah. Foto: iStock

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, disebut membantu mengurangi risiko seseorang terkena penyakit gagal jantung, menurut studi kesehatan terbaru.

Dilansir Antara pada Rabu (17/4/2024), Diet EAT-Lancet adalah konsumsi makanan berbasis nabati dengan porsi kacang-kacangan dan serealia lebih banyak dibandingkan diet Mediterania.

Diet tersebut juga menitikberatkan pada konsumsi sayur dan buah serta mengurangi makanan yang tinggi gula.

Berbeda dengan vegetarian, diet EAT-Lancet tidak menghapus makanan hewani, namun, hanya membatasi jumlahnya.

Studi kohort berjudul “JACC: Heart Failure” diadakan di Swedia, yang melibatkan 23.260 peserta dengan median periode tindak lanjut 25 tahun.

Para peneliti memelajari kepatuhan peserta menjalani diet EAT-Lancet dengan membagi mereka menjadi lima grup. Selama waktu studi, sebanyak 1.768 peserta menderita gagal jantung.

Berdasarkan studi tersebut, peneliti melihat ada kaitan antara diet EAT-Lancet dengan penurunan risiko penyakit gagal jantung.

Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut ialah konsumsi buah, minyak tak jenuh dan konsumsi susu.

Konsumsi lebih banyak buah dan minyak tak jenuh, berdasarkan studi, berhubungan dengan penurunan risiko gagal jantung.

Sementara itu, konsumsi susu dalam jumlah sedang juga menurunkan risiko gagal jantung dibandingkan konsumsi susu tinggi.

Ahli gizi tesertifikasi Karen Z. Berg, MS, RD, yang tidak terlibat studi, mengatakan buah mengandung banyak fitonutrien, vitamin, mineral dan antioksidan.

“Minyak tak jenuh mengandung apa yang disebut ‘lemak sehat’ dan studi ini menunjukkan efek perlindungan omega 3s dan omega 6s. Makanan yang mengandung lemak tak jenuh tinggi termasuk minyak zaitun, kacang, biji-bijian dan ikan,” kata Berg.

Peneliti juga memeriksa delapan protein plasma dari 4.742 peserta untuk melihat hubungan diet EAT-Lancet dengan risiko gagal jantung.

Meskipun hasil penelitian menjanjikan, studi tersebut masih perlu tindak lanjut karena belum mencakup seberapa besar pengaruh perubahan diet selama masa studi terhadap risiko gagal jantung.

Selain itu, masih diperlukan lebih banyak protein plasma untuk melihat hubungan diet EAT-Lancet dengan penurunan risiko gagal jantung. (ant/saf/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Kurs
Exit mobile version