Rabu, 1 Mei 2024

Airlangga Hartarto Groundbreaking Perluasan Pabrik PT Smelting, Tambah Kapasitas Produksi

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Airlangga Hartarto Menko Perekonomian dan Agus Gumiwang Menperin lakukan groundbreaking perluasan pabrik PT Smelting, Sabtu (19/2/2022). Foto: Manda Roosa suarasurabaya.net

Airlangga Hartarto Menko Perekonomian RI melakukan groundbreaking perluasan pabrik PT Smelting di Gresik, Jawa Timur untuk menambah kapasitas produksi, pada Sabtu (19/2/2022).

Ini merupakan peletakan batu pertama smelter tembaga pertama dan satu-satunya di Indonesia.

Dalam sambutannya, Airlangga Hartarto mengatakan pembangunan perluasan pabrik ditargetkan selesai dalam dua tahun.

“Paling tidak sebelum akhir 2023,” kata Airlangga.

Jika produksi project ini selesai, maka hampir seluruh produksi dari PT Freeport dapat diproses di dalam negeri dan ini bagian dari hilirisasi yang menjadi program Jokowi Presiden.

“Apalagi ekspor iron dan steel tahun lalu terus meningkat menjadi Rp20,8 miliar dan ini sangat berkontribusi terhadap penerimaan devisa dan menurunkan budget defisit perdagangan antara Indonesia dan China,” ungkapnya.

Ia pun berharap dengan semakin banyak hilirisasi, akan semakin kuat lagi posisi Indonesia di pasar ekspor dan penghematan devisa.

Sementara itu Irjuniawan P Radjamin Direktur Pengembangan Bisnis dan Komersial PT Smelting mengatakan dengan ekspansi pabrik, peningkatan kapasitas produksinya akan meningkat dari 300 ribu ton menjadi 342 ribu ton katoda tembaga per tahun.

Selama ini, PT Smelting mengolah konsentrat tembaga hasil tambang PT Freeport Indonesia di Papua. PT Smelting mempunyai tiga pabrik, terdiri dari pabrik peleburan (smelter), pabrik pemurnian (refinery) dan pabrik asam sulfat.

“Pekerjaan ekspansi kali ini untuk manambah pabrik asam sulfat baru. Juga menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter dan menambah jumlah sel elektrolisa di refinery,” jelas Irjuniawan.

Dengan pembangunan ekspansi pabrik kali ini, berarti PT Smelting telah empat kali melakukan peningkatan kapasitas produksi.

Tahap pertama, kapasitas produksi katoda tembaga hanya 200 ribu ton per tahun. Pada tahun 1999, ekspansi pertama dilakukan dengan menambah kapasitas produksi katoda tembaga menjadi 255 ribu ton per tahun. Berikutnya, tahun 2001 ditingkatkan lagi menjadi 270 ribu ton. Ekspansi ketiga tahun 2009 menjadi 300 ribu ton per tahun.

Dengan pembangunan pabrik baru ini, PT Smelting yang semula hanya mengolah 1 juta ton konsentrat tembaga per tahun, akan meningkat menjadi 1,3 juta ton konsentrat per tahun.

“PT Smelting terus berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap negeri kita tercinta.

Dengan peningkatan kapasitas produksi ini, tentu akan makin mengokohkan Indonesia sebagai salah satu produsen tembaga dunia,” jelas Irjuniawan.(man/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Kurs
Exit mobile version