Tangis Muniatun (45) ibunda Ayub Al Farisi (17) pecah. Dia seolah tak percaya anak yang baru saja pamit berangkat shalat Jumat ternyata meninggal dunia. Muniatun syok saat diberi kabar tetangganya kalau Ayub tertimpa reruntuhan tembok sebuah gudang dan meninggal dunia.
Muniatun tidak memiliki firasat tertentu akan kejadian ini. Hanya saja Muniatun melihat wajah Ayub agak pucat dan bersih saat berpamitan berangkat shalat Jumat.
“Saya tidak ada firasat apapun, hanya saja saya melihat wajah Ayub agak pucat dan bersih sekali,” katanya.
Menurut Muniatun, Ayub merupakan remaja yang terampil dalam seni dekorasi. Di sekolahnya di SMA Lil Wathon, Wonokusumo, Semampir, Ayub merupakan siswa berprestasi di bidang seni desain dan dekorasi.
“Ayub pintar membuat tulisan dan melukis. Di sekolah juga juara. Ayub anaknya baik, mainnya ya di sekitar kampung ini,” katanya.
Ayub merupakan putra kelima dari enam bersaudara yaitu Aziz, Irfan, Nur Jannah, Rodatul Jannah, Ayub dan Fira. Muniatun sangat kehilangan Ayub. Sehari-hari kalau ada waktu luang biasanya mengantar Muniatun belanja ke pasar. (bid/ipg)
Teks Foto:
– Ayub Al Farisi (17) foto semasa hidup.
Foto: Istimewa.