Prof Ir Johan Silas Pakar Pemukiman dan Tata Kota menilai Kota Surabaya terpilih sebagai tuan rumah UN Habitat III karena memiliki kampung-kampung yang bagus.
“Di kota kan banyak sekali kampung-kampung dan biasanya kumuh. Nah di Surabaya, kampungnya bagus. Ini yang menarik. Akhirnya Surabaya jadi Preparatory Committee UN Habitat III,” katanya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (20/7/2016).
Menurut Johan, di Kota Surabaya ada kampung yang bisa ditata, ekonomi dan keamanannya bagus. “Kampung-kampung untuk Preparatory Committee UN Habitat III ini sebenarnya meneruskan yang sudah-sudah. Gara-gara kampung ini juga kita dapat Adipura Paripurna,” ujarnya.
Johan menambahkan, kampung-kampung inilah yang mengantar Surabaya ke masa depan. “Kekhasan kota itu ada di kampung, bukan di mall. Jadi kalau melestarikan kekhasan kota ya tetap melestarikan kampung. Seperti Jembatan Suroboyo yang dibangun untuk menyelamatkan kampung Kenjeran dan kampung kota lama sebagai cagar budaya agar tidak diusik,” kata Johan.
Dia menjelaskan, kampung diciptakan oleh masyarakat sehingga erat dengan budaya masyarakat di situ. Seperti kampung tua yang memiliki punden dan masih ada sesajennya.
“Kalau kampung bagus, masyarakatnya bagus dan harus punya kekhasan yang ditemukan oleh warganya sendiri. Jadi pemerintah daerah tidak mengajarkan sesuatu yang baru, tapi meningkatkan nilai sehingga lebih bagus. Juga bukan diambil alih oleh Pemda,” ujarnya.(iss/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
