
Karena janji ganti rugi lumpur tidak juga dipenuhi oleh PT. Lapindo Brantas Incorporated, PT Oriental Samudera Karya (Osaka) menutup jalan tanggul yang melewati tanah seluas 7,3 hektar milik pabrik rotan ini.
JOHNY Direktur PT Osaka mengatakan pada suarasurabaya.net, Senin (01/10) pihaknya terpaksa menutup jalan tanggul, karena kecewa Lapindo sampai kini tidak menyelesaikan ganti rugi.
“Padahal selama ini kami menunjukkan niat baik dengan meminjamkan lahan sejak 27 Desember 2006 pada Timnas untuk pembangunan tanggul guna menyelamatkan jalan kereta api dan jalan raya Surabaya-Malang. Pada saat itu Timnas berjanji akan menggantinya, namun hingga kini janji itu belum direalisasikan,” kata JOHNY
Menurut JOHNY, uang ganti tersebut sangat dibutuhkan untuk membayar pesangon sekaligus THR pada 200 lebih karyawannya yang kini sudah dirumahkan semenjak pabrik rotannya tenggelam oleh lumpur 18 Desember 2006.
Menurut JOHNY, semenjak pabrik terendam lumpur, omset perusahaan langsung melorot. Saat ini perusahaan pengolahan rotan miliknya hanya mengandalkan pabrik di sekitar Tanggulangin, karena pabrik yang di Ketapang Keres sudah tergenang lumpur.
Jika dihitung nominal kerugian, kata JOHNY, ia sudah rugi US$ 1,8 juta selama 9 bulan tidak beroperasi. Itu belum termasuk harta tidak bergerak seperti bangunan dan lima unit kontainer, serta mesin-mesin di dalam pabriknya.
Penutupan jalan tanggul ini dalam pantauan suarasurabaya.net tidak berpengaruh pada pembangunan tanggul penahan lumpur. Karena akses menuju tanggul siring yang biasanya bisa dilewati dari pabrik Osaka juga bisa dilewati dari titik lain.
Selain itu, pembangunan tanggul permanen yang menghubungan tanggul Jati rejo dan tanggul siring sudah hampir rampung. Sehingga penutupan jalan tanggul ini tidak terlalu mengganggu pembangunan tanggul.(edy/may/tin)