
DEWI RATNASARI dan DEVI TYASARI, keduanya siswi kelas 6 SDN Kedung Bendo I tak merasakan sedih dan lelah seperti yang hari-hari biasanya. Meskipun peluh tampak bercucuran, keduanya bergembira bersama lebih dari 700 siswa-siswi SDN Kedung Bendo I dan II, serta SDN Ketapang lainnya.
Ya, hari ini memang dirayakan sebagai hari anak dan di sekolah tempat mereka menuntut ilmu, tidak ada kegiatan belajar mengajar. Semuanya bermain. Baik murid, guru, dan bahkan orangtua siswa. Semuanya bergembira.
Dipayungi tenda ukuran besar di halaman sekolah dan panggung, para aktivis Yayasan Nanda Dian Nusantara, Komnas Perlindungan Anak, dan Departemen Sosial menggelar Rumah Ceria Anak Sidoarjo.
ROOSTIEN ILYAS anggota Komnas Perlindungan Anak pada suarasurabaya.net mengatakan pihaknya sengaja memilih SDN Ketapang untuk peringatan Hari Anak tahun ini karena keprihatinan terhadap anak-anak korban lumpur.
“Anak-anak korban lumpur ini mengalami penderitaan melebihi korban-korban bencana alam manapun di negeri ini. Anak korban bencana gempadi Aceh misalnya, setelah terjadinya bencana ada proses pemulihan sehingga bisa berangsur membaik. Tapi kalau di sini, eskalasinya bukan berkurang melainkan meningkat sehingga anak-anak menjadi kian menderita,” kata ROOSTIN.
Apa yang dikatakan ROOSTIEN memang benar-benar dialami DEWI dan DEVI. Keduanya sebelum lumpur menenggelamkan sekolah mereka Desember 2006 lalu bisa merasakan cerianya bermain dan seriusnya belajar di sekolah.
Setelah lumpur menenggelamkan SDB Kedung Bendo I, kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke SDN Ketapang kelas siang hari. Sekolah di siang hari dirasa DEWI dan DEVI sungguh berat. “Saya jadi gampang ngantuk di kelas dan tidak konsentrasi belajar. Pulang sekolah sudah capek,” kata DEWI.
Namun sedih dan lelah itu tak terasa hari ini. Untuk sementara mereka merasakan gembira dengan bernyanyi dan bermain. Seulas senyum pun tampak di wajah anak-anak korban lumpur itu. Esok, mereka akan mengenyam rutinitas sedih dan lelah itu lagi.(edy)
Teks Foto :
1.Anak-anak korban lumpur bernyanyi dan gembira bersama di Hari Anak.
2. Untuk sesaat, bisa melepaskan penat dari derita lumpur dengan bermain di Hari Anak.
Foto : EDDY suarasurabaya.net