Senin, 7 Juli 2025
Buang Lumpur

BPLS Harus Pikirkan Solusi Non Kali Porong

Laporan oleh Eddy Prastyo
Bagikan

Untuk penanganan semburan lumpur dalam jangka panjang, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) didesak mulai memikirkan alternatif lain pembuangan lumpur ke Selat Madura bukan lewat Kali Porong.

Ada sejumlah alasan mengapa Kali Porong tidak untuk seterusnya dijadikan tempat pembuangan lumpur seperti yang berlangsung selama ini.

Prof. Ir. INDRASURYA B. MOCHTAR, M.Sc, Ph.D Ketua Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS pada suarasurabaya.net mengatakan saat Kali Porong diputuskan sebagai pembuangan lumpur, sudah disepakati hanya berlangsung sementara. Namun, belakangan, INDRA mensinyalir ada upaya untuk menjadikan Kali Porong sebagai tempat pembuangan permanen lumpur.

Jika ini benar, kata INDRA,akan sangat berbahaya karena Surabaya dan sekitarnya termasuk Sidoarjo akan terancam banjir besar pada musim penghujan. Ini karena Kali Porong merupakan saluran yang dibuat untuk membagi beban Kali Surabaya dari Kali Brantas.

Kali Brantas yang punya beban puncak sebesar 2 ribu meter kubik perdetik membagi alirannya ke Kali Surabaya sebesar 500 meter kubik perdetik dan ke Kali Porong 1.600 meter kubik perdetik.

“Jika Kali Porong terdistorsi sedimentasi lumpur dan berkurang kapasitasnya sampai separuh saja, berarti Kali Brantas akan menampung beban yang sangat berat. Jika tak mungkin diperthankan, terpaksa Dam Mlirip harus dibuka. Jika ini terjadi, beban dari Kali Brantas dan Kali Porong akan mengalir ke Kali Surabaya. Artinya, banjir di Jakarta tidak akan ada apa-apanya dibandingkan banjir di Surabaya ketika Dam Mlirip terpaksa dibuka,” ujar INDRA.

Lagipula, tambah INDRA, dengan terjadinya penurunan tanah di semburan lumpur, upaya pembuangan lumpur ke Kali Porong menjadi makin sulit.

Untuk itu ia mengusulkan pembuangan lumpur dilakukan secara terbuka tanpa dibuat kanal dengan mengalirkannya ke arah Timur. Caranya, dengan membuat tanggul di sebelah Utara yang melindungi Kali Ketapang dan di sebelah Selatan yang melindungi Kali Porong.

Dua aliran sungai tersebut, kata INDRA sangat vital bagi wilayah Sidoarjo dan bahkan Jawa Timur. Jika Kali Ketapang tertutup lumpur, dipastikan bahwa Sidoarjo bagian Barat dan kota akan terbenam banjir.

Konsekwensi dari usulan ini diakui INDRA sangat beresiko secara sosial. Pemerintah harus membebaskan tanah dengan luas yang teramat besar dan pedesaan yang berada di bagian Timur semburan lumpur sampai dengan ke laut terpaksa dikorbankan. Daerah tersebut dijadikan daerah terlarang untuk permukiman.

“Mudah-mudahan lumpur bisa segera berhenti, namun sampai lumpur terus menyembur, kita harus memikirkan langkah jauh ke depan dengan segala ongkos finansial maupun sosialnya,” papar dia.

Teks Foto :
1. Pipa outlet pembuangan lumpur ke Kali Porong.
2. Kali Porong yang kapasitas maksimalnya mencapai 1.600 meter kubik perdetik.
Foto : dok suarasurabaya.net

Bagikan

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Senin, 7 Juli 2025
30o
Kurs