Rabu, 9 Juli 2025
Mahasiswa FT Ubaya

Rancang Sistem Pengalihan Iklan Otomatis Acara TV

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan

Ingin menikmati acara televisi tanpa terganggu tayangan iklan? Keinginan Anda bisa terwujud dengan menggunakan software rancangan mahasiswa FT Ubaya.

Berawal dari keinginannya untuk dapat menikmati acara televisi tanpa terganggu tayangan iklan, PURNOMO KRISTANTO, mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Surabaya (FT Ubaya) menciptakan software pengalih iklan secara otomatis pada acara televisi dengan menggunakan image processing.

Boleh jadi software yang dirancang ini menjadi “musuh” bagi para pengelola stasiun televisi maupun pemasang iklan, tapi sebaliknya menjadi keinginan para pemirsa agar saat menonton siaran televisi mereka tidak terganggu dengan berbagai tayangan iklan.

“Tidak ada pretensi apa pun saat saya mencoba merancang software ini. Alasan saya hanya bagaimana agar pemirsa merasa nyaman dan tidak terganggu iklan saat sedang asik menonton televisi,” katanya.

Kata PURNOMO, karena memang bagi sebagian orang keberadaan iklan di sela-sela acara TV dianggap mengganggu kenikmatan dalam menonton TV. “Selain itu, iklan-iklan yang ditayangkan terkadang juga menonjolkan kesan negatif, karena penyampaian informasi tentang suatu produk dikemas sedemikian hingga menarik perhatian orang tanpa memperhatikan etika, norma kesopanan, dan moral. Karena itu perlu dibuat sebuah sistem yang dapat mengenali penanyangan iklan di sela-sela acara TV,” kata pria kelahiran Surabaya, 12 September 1984 ini seperti dalam rilis yang diterima suarasurabaya.net, Rabu (18/04).

Sebelum membuat software yang telah mengantarkan PURNOMO mendapatkan nilai AB untuk penyusunan Tugas Akhir ini, ia melakukan upaya pengenalan gambar-gambar yang muncul di layar televisi. Hasilnya, katanya, ia menemukan kalau logo dari stasiun televisi dapat dikenali untuk membedakan apakah stasiun televisi itu sedang menyiarkan iklan atau menayangkan sebuah acara.

“Untuk itulah akhirnya saya mencoba menggunakan parameter logo dari stasiun televisi untuk membuat program pengalih iklan secara otomatis pada acara televisi. Dimana saat tayangan acara berlangsung, maka logo berwarna biru lebih dominan dan pada saat tayangan iklan logo berwarna berubah transparan,” katanya.

Dari perubahan logo pada stasiun televisi ini kemudian, katanya menjelaskan dianalisa dengan menggunakan teknik image processing dan metode tambahan, secara statistik, untuk melakukan pemrosesan data.

“Keseluruhan proses analisa dan pengolahan data dilakukan oleh program (software) yang menggunakan bahasa pemrograman Visual C++. Data hasil proses itu digunakan untuk membedakan antara tayangan iklan dengan tayangan acara. Hasilnya, saat program mendeteksi adanya penanyangan iklan di sela-sela acara, maka program mengirimkan perintah kepada perangkat keras, rangkaian antarmuka (interfacing) remote televisi dengan menggunakan parallel port, untuk melakukan pergantian saluran (channel) televisi secara otomatis,” katanya.

Dijelaskan PURNOMO, yang tengah menunggu keputusan dari Nanyang Technological University, Singapura (NTU) untuk bisa melanjutkan di Program S2 dan akan melanjutkan tugas akhirnya ini untuk Thesis berkait dengan Human Brain Signal Analysis, juga melakukan analisa terhadap tayangan acara TV yang memiliki resolusi 320 x 240 pixel dan format warna RGB (Red Green Blue).

“Akhirnya diketahui, bahwa faktor yang membedakan antara tayangan iklan dengan tayangan acara adalah warna pada logo stasiun televisi. Tiap kali terjadi pergantian tayangan baik dari acara ke iklan ataupun dari iklan ke acara, dapat dipastikan nilai RGB pada logo stasiun televisi itu juga akan berubah,” katanya.

Analisis yang dilakukan PURNOMO adalah melakukan proses pengolahan data berupa nilai RGB pada titik-titik tertentu yang terletak di logo stasiun televisi untuk mendapatkan parameter baru, hue, dan nilai hue akan diolah secara statistik untuk mendapatkan pola yang jelas yang membedakan tayangan iklan dengan tayangan acara.

“Hasilnya, sistem pengalihan iklan secara keseluruhan berhasil dalam membedakan antara tayangan iklan dengan tayangan acara pada stasiun televisi dengan error yang cukup kecil sekitar 4 kali dan delay yang mendekati satu detik untuk melakukan proses pemindahan saluran (channel) TV secara otomatis tanpa ada error,” katanya.

Dikatakannya, munculnya error atau kesalahan dalam membedakan antara tayangan iklan dengan acara disebabkan oleh tidak tetapnya letak dari logo stasiun TV, dan adanya gangguan dari luar seperti letak antena penerima dan letak geografis ruangan uji, sedangkan delay (perlambatan) disebabkan oleh alat TV tuner itu sendiri dan lamanya proses eksekusi program.

“Beberapa kekurangan saat ini akan terus kami perbaiki terutama berkait dengan rencana penyusunan Thesis di NTU. Kebetulan atas inisiatif sendiri, saya sudah dinyatakan bisa melanjutkan di sana untuk mengembangkan thesis berkait dengan Human Brain Signal Analysis dengan calon profesornya,” ungkapnya.

PURNOMO mengakui, saat ini software buatannya ini memang barus bisa digunakan atau dijalankan dengan cara menghubungkannya secara paralel dengan komputer atau laptop, sehingga disamping televisi memang harus ada komputer atau laptop agar televisi bisa menditeksi tayangannya berupa acara atau iklan.

“Tapi ke depan saya yakin software ini bisa dimasukkan atau ditambahkan ke dalam pesawat televisi melalui IC, sehingga televisi bisa bekerja otomatis untuk menditeksi tayangan iklan atau bukan,” katanya.

Teks Foto:
– PURNOMO KRISTANTO yang yang merancang software pengalih iklan secara otomatis pada acara televisi.
Foto: Dok. Humas Ubaya

Bagikan
Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Rabu, 9 Juli 2025
26o
Kurs