
Tidak mudah bagi Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk menjadi Presiden.
Ini disampaikan Professor Yusril Ihza Mahendra pakar hukum tata negara menyikapi Partai Demokrat yang berencana menggandeng Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai calon Presiden.
Yusril mengingatkan, bahwa pencalonan Presiden terhadap Sri Sultan HB X itu tidak mudah, karena Sultan bukan warga Negara biasa, tetapi sebagai Gubernur Istimewa dan sekaligus seorang Raja di Yogyakarta.
Sehingga jika kelak , dia terpilih, maka seluruh jabatan yang melekat dirinya harus dilepas.
“Siapapun jadi Sultan di Yogya maka otomatis jadi Gubernur DIY. Sehingga kalau Sultan jadi Presiden, maka dia bukan saja harus mundur sebagai Gubernur DIY, tapi juga harus mundur sebagai Sultan,” ujar Yusril Ihza Mahendra dalam pesan singkatnya, Jumat (16/5/2014)
Yusril pun kembali mengingatkan, jika ketentuan UU saat ini sudah jauh berbeda dengan kondisi masa lalu. Dimana Sri Sultan HB IX Raja Yogyakarta, tidak terlalu terhambat dengan ketentuan yang ada saat itu, untuk menjabat sebagai Wakil Presiden.
Kata Yusril, jika Sri Sultan HB X menerima tawaran untuk dimajukan sebagai Capres dan tidak melepaskan jabatannya yang melekat saat ini, maka akan terjadi rangkap jabatan Presiden dengan Gubernur DIY.
“Aturan DIY Yogya sekarang beda dengan zaman HB IX ketika beliau jadi Wapres zaman Pak Harto dulu. UU melarang rangkap jabatan eksekutif,” tegasnya.
Sebelumnya, Ramadhan Pohan Wakil Sekretaris Jendral DPP Partai Demokrat menjelaskan, bahwa pencalonan Sri Sultan HB X sebagai Capres itu sebagai solusi jalan buntu. Dimana Sultan adalah tokoh Golkar dan Sultan pendiri (Ormas) Nasdem .
Ramadhan mengatakan elektabilitas Sultan dalam survei tidak terlalu jelek. Dia mencontohkan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang mencapai 16 %.
“Meski elektabilitas Sultan belum menyaingi elektabilitabilitas Jokowi, namun Sultan cukup berpotensi menyaingi elektabilitas Prabowo dan Gita Wirjawan. Antara Sri Sultan, Gita, Prabowo bedanya cuma empat persen, dan kemudian yang belum memberi jawaban 30 persen,” ujarnya.
Kata Ramadhan, Demokrat percaya upaya menggandeng Sultan tidak akan menemui banyak hambatan. Ini karena Sultan memiliki keinginan menjadi capres namun enggan bersikap aktif memohon-mohon kepada partai politik.(faz/dwi)