Proses pemulangan ribuan PSK (Pekerja Seks Komersial, red) dari lokalisasi ke berbagai daerah asalnya hingga saat ini masih dilakukan. Terutama untuk menuntaskan pembayaran pesangon baik bagi para wanita harapan maupun mucikarinya sebelum meninggalkan tempat prostitusi yang disebut-sebut terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Pemkab Lumajang sendiri sejak awal telah mendapatkan data 38 PSK asal Kota Pisang ini yang berada di lokalisasi Dolly. Hanya saja, sampai hari ini belum ada PSK asal Lumajang yang telah meninggalkan lokalisasi Dolly untuk kembali ke Kota Pisang ini.
Hal itu disampaikan Drs H As’at Malik, Mag Wakil Bupati Lumajang kepada Sentral FM, Rabu (25/6/2014). Dikatakannya, kepulangan PSK Dolly sudah dipantau Tim Dinkes dan Kantor Sosial yang berkoordinasi dengan MUI bersama Pemprov Jatim maupun Pemkot Surabaya.
“Tapi, sampai saat ini saya belum mendapatkan informasi kalau para PSK asal Lumajang ini telah kembali. Apakah mereka masih menunggu pembayaran pesangonnya atau bagaimana. Khawatirnya, mereka menerima pesangon namun masih tetap beroperasi di sana sampai hari terakhir. Atau bisa juga mereka tidak pulang dan memilih pindah ke lokalisasi lainnya di mana-mana,” kata As’at Malik Wabup.
Untuk itu, ia meminta agar keberadaan PSK asal Lumajang ini dipantau terus. Jika kemudian para PSK ini kembali, maka akan menjadi tugas pemerintah untuk melakukan pembinaan agar mereka benar-benar berhenti dari pekerjaan lamanya dan beralih ke profesi baru yang halal. (her/rst)
NOW ON AIR SSFM 100
