Rabu, 24 Desember 2025

Longsor Ancam 22 Daerah di Jatim

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Peta rawan bencana. Foto : BPBD Jawa Timur

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur tetapkan sebanyak 22 daerah rawan bencana longsor. Ketetapan ini merupakan hasil dari pengamatan gerak tanah dan potensi tanah yang kemungkinan labil dan mudah bergerak.

“Kita dapat data dari Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral, hasil pemetaan masih ada 22 daerah yang cukup rawan longsor,” kata Sudharmawan, Kepala BPBD, usai menghadiri rapat koordinasi penanganan bencana di Gedung Negara Grahadi, Senin (15/12/2014).

Menurut Sudharmawan, sebanyak 22 daerah rawan longsor itu diantaranya adalah Kabupaten Magetan, Ngawi, Nganjuk, Tuban, Bojonegoro, Jombang, Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Pacitan, Ponorogo, Madiun dan Pamekasan.

Dari data yang ada, dari 22 daerah ini, Pacitan menjadi daerah yang paling rawan dengan jumlah desa yang telah mengalami longsor sepanjang tahun 2014 ini berada di 45 desa di 13 kecamatan.

“Pacitan ini menyumbang 32,85 persen longsor yang ada di Jawa Timur. Meski banyak tapi longsornya kecil-kecil,” kata dia.

Untuk longsor terbesar terjadi di Jombang yang terjadi pada akhir Januari 2014 silam. Saat itu, belasan orang tewas akibat terkubur longsor.

Menurut Sudharmawan, banyaknya potensi longsor di Jawa Timur disebabkan kerusakan parah pada hutan-hutan penyangga yang ada di pegunungan.

Selain itu, longsor juga diakibatkan masih banyaknya warga yang menggunakan bantaran sungai sebagai tempat hunian.

Terkait ancaman bencana, pemerintah Jawa Timur juga telah menetapkan status siaga bencana sejak Desember hingga Februari 2015 mendatang.

Hal yang sama diungkapkan Soekarwo, Gubernur Jawa Timur. Dari data yang dimiliki dinas ESDM, kata Soekarwo, daerah paling rawan longsor adalah Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Malang Selatan, Situbondo, Bondowoso dan Mojokerto.

“Di Bondowoso itu malah sudah ada longsor, tapi tanahnya tertahan tidak jadi longsor, itu bahaya sekali jika sewaktu-waktu hujan,” kata Soekarwo.

Untuk mengatasinya, BPBD provinsi, kawa Soekarwo, sudah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota untuk segera memberikan peringatan dini bagi masyarakat serta menyediakan peralatan berat di sekitar lokasi rawan bencana.

Beberapa peralatan ekkstensometer atau alat peringatan dini gerakan tanah juga telah dipasang di beberapa titik rawan longsor. (fik/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Rabu, 24 Desember 2025
26o
Kurs