Tahun ini, problem gizi buruk pada balita masih menjadi fokus perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lumajang. Sebab, pada tahun 2014 sebanyak 440 balita masih mengalami gizi buruk dengan indikator berat badan jauh di bawah normal.
“Tahun 2014 sebanyak 440 balita atau kalau dipresentasikan itu 0,601 persen mengalami gizi buruk. Namun, kondisi ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Tapi kami masih terus mendata,” kata Arif Zulkarnaen Kepala Seksi Gizi Dinkes Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Sabtu (7/2/2015).
Sementara itu, berdasarkan survei yang dilakukan Dinkes Kabupaten Lumajang para ibu hamil di wilayah tersebut banyak yang mengalami kurang darah atau anemia. Pada calon ibu yang mengidap anemia, zat gizi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal oleh bayi sejak dalam kandungan.
Untuk mencegah bayi lahir dengan berat badan rendah, Arif meminta para ibu hamil agar memiliki kesadaran sendiri untuk mematuhi aturan konsumsi tablet penambah darah yang telah dibagikan secara gratis oleh pemerintah.
Dinkes Kabupaten Lumajang tidak bisa menangani banyaknya jumlah Balita pengidap Gizi Buruk sendiri. Pasalnya banyak indikator yang menjadi penyebabnya. Di antaranya, kemiskinan, penyakit, faktor lingkungan masyarakat dan balita yang lahir dengan berat badan rendah. “Untuk upaya perbaikan kesehatan, kami telah melibatkan Posyandu guna memperbaiki gizi masyarakat dan menangani masalah kesehatan balita,” kata Arif.
Arif mengatakan persentase balita gizi buruk tahun 2014 sebanyak 0,601 persen. Kondisi ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 0.64 persen serta masih berada di bawah ambang batas nasional. Pasalnya, suatu wilayah baru dikatakan rawan jika penderitanya mencapai angka 1 persen.(iss/her)
NOW ON AIR SSFM 100
