Belasan aktivis peduli budaya berkumpul di perempatan Tugu Adipura Lumajang, Rabu (4/3/2015) dengan dandanan tidak biasa. Ada yang melabur wajah dan tubuhnya dengan cat putih dengan bagian punggung bertuliskan ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria).
Dua orang aktivis diantaranya mengenakan dandanan Gatotkaca dan Bima, Satria Pandawa dalam kisah epic Mahabarata. Kelompok aktivis yang dikawal puluhan aparat Polres Lumajang ini pun menggelar aksi teatrikal dan melontarkan orasinya.
Digambarkan kedua Satria Pandawa yang sakti mandraguna ini, yakni Gatotkaca dan Bima membasmi habis barisan ISIS. Hal itu dilakukan karena barisan milisi ISIS menggambarkan ulahnya dalam merusak artefak atau benda cagar budaya di tanah yang dikuasainya. Dengan kesaktiannya, Gatotkaca dan Bima pun berhasil mengalahkan barisan ISIS.
Aksi teatrikal ini, menurut Mansyur Hidayat selaku koordinator aksi, ketika dikonfirmasi Sentral FM, menggambarkan tindakan yang dilakukan milisi ISIS baru-baru ini, menghancurkan artefak peninggalan sejarah penting di Museum Mosul, Iraq.
“Aksi ISIS ini telah menghancurkan bagian-bagian penting dari sejarah yang sebenarnya merupakan peninggalan warisan dunia sesuai penetapan UNESCO,” katanya.
Apalagi, lanjut dia, aksi perusakan ISIS terhadap benda-benda bersejarah peninggalan masa lalu mencapai puluhan ribu artefak kuno.” Ada 10 ribuan artefak kuno yang dihancurkan bahkan 2 ribu artefak kuno hendak dijual di pasar gelap,” jelasnya.
Untuk itu, dalam orasi yang dilontarkan di sela-sela aksi teatrikal ini, para aktivis peduli budaya Lumajang menyuarakan 4 pernyataan sikap. Diantaranya, meminta segenap potensi dan kekuatan bangsa untuk mendukung langkah UNESCO dalam menghentikan penghancuran cagar budaya di Irak oleh ISIS.
“Selain itu, meminta segenap elemen bangsa untuk lebih peduli pada cagar budaya yang merupakan jati diri bangsa meminta segenap elemen bangsa untuk menolak paham radikalisme keagamaan karena mengancam ke-Bhinneka-an maupun persatuan dan kesatuan Indonesia serta meminta kepada TNI/ POLRI sebagai elemen pertahanan dan keamanan untuk menangkal potensi ISIS di Indonesia,” paparnya.
Melalui aksi teatrikal ini, Mansyur Hidayat juga menggambarkan, bahwa Gatotkaca dan Bima sebagai Satria Pandawa tak ingin ISIS masuk ke Indonesia dan membuat persatuan dan kesatuan menjadi tercerai berai.
“Ibaratnya Bima adalah TNI dan Gatotkaca adalah Polri. Gatot kaca dan Bima tidak ingin negeri harmonis dalam kerukunan Bhinneka Tunggal Ika ini dirusak oleh pihak-pihak lain, apalagi dengan aksi kekerasan,” pungkas dia. (her/dwi)
Teks Foto :
– Aktivis peduli budaya menggelar aksi teatrikal di perempatan Tugu Adipura Lumajang.
Foto : Sentral FM.
NOW ON AIR SSFM 100
