Agus Widarto, Kabid Kelautan Kabupaten Lumajang mengatakan potensi kelautan di Kabupaten Lumajang masih minim karena kapal dan peralatan nelayan masih tradisonal.
“Kami terus berupaya meningkatkan melalui berbagai program. Diantaranya, membantu nelayan dengan alat tangkap dan armada perikanan yang lebih modern. Sehingga nanti bisa mensejahterakan kehidupan nelayan maupun masyarakat pesisir lainnya,” kata Agus kepada Sentral FM, Sabtu (7/3/2015).
Dia menambahkan, jika dieksplorasi secara maksimal, komoditi perikanan Kabupaten Lumajang dapat menghasilkan tangkapan berbagai jenis ikan, mulai Layur, Tongkol, Lemuru, Cakangan, Lobster dan lainnya. Dengan potensi lestari mencapai 38 ribu ton pertahun.
“Dari potensi sebesar ini hasil tangkapan nelayan kita masih minim. Dari data Tahun 2014 saja, hasil tangkap nelayan hanya berkisar 11 persen atau 4.300 ton setahun,” katanya.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang, jumlah nelayan di pesisir Kabupaten Lumajang mencapai 800 orang lebih. Jumlah ini tersebar di sejumlah pemukiman nelayan, diantaranya di Desa Tegalrejo dan Bulurejo, Kecamatan Tempursari; Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian; Dusun Wotgalih, Desa Meleman, Kecamatan Yosowilangun.
Para nelayan tersebut mengoperasikan kapal yang menggunakan jaring instang dan alat pancing saja. Sehingga tidak melanggar larangan sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan terkait penggunaan jaring cantrang dan jaring pukat yang berdampak terhadap kelestarian ikan.
“Di Lumajang tidak ada kapal yang menggunakan jaring cantrang dan pukat. Hanya jaring instang dan pancing saja, sehingga kelestarian ikan tetap terjaga,” katanya. (her/iss/wak)
NOW ON AIR SSFM 100
