Senin, 29 Desember 2025

Bangun Tebing Penyangga Buatan Amankan Jalur Longsor Lumajang-Malang

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Jalur selatan Lumajang menuju Malang dikenal sebagai akses jalan rawan longsor yang sangat membahayakan bagi pengendara ketika melintas di sana. Terutama, ketika hujan mengguyur deras.

Hal ini disebabkan karena diatas tebing yang terletak di sisi jalan, terdapat banyak bebatuan besar yang rawan runtuh ketika lapisan tanah bergerak. Apalagi, kontur tanah tebing di sana sangat labil dalam kondisi basah setelah diguyur hujan.

Sehingga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang terus mengimbau agar para pengendara yang melintas menngkatkan kewaspadaannya. Tidak hanya itu saja, BPBD juga melakukan upaya pengamanan akses jalan tersebut, melalui berbagai upaya.

Purwanto, SH Sekretaris BPBD Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Selasa (17/3/2015), mengatakan bahwa sebelumnya telah dilakukan uaya peruntuhan bebatuan besar di sejumlah titik tebing jalur selatan agar tidak membahayakan.” Peruntuhan itu kami lakukan dengan penyemprotan menggunakan mobil pemadam, serta upaya manual,” katanya.

Hasilnya, ribuan meter kubik bebatuan besar runtuh dan kemudan disingkirkan dari sana. Peruntuhan itu dilakukan di 12 titik jalur selatan, diantaranya di kilometer 59, 58, 55 dan 56 arah Turen, Malang.

“Totalnya ada 12 titik rawan longsor yang pernah kita lakukan peruntuhan bebatuan. Seluruhnya, untuk jalur longsor di kawasan piket nol mulai dari kilometer 60 sampai kilometer 55 arah Turen, Malang,” katanya.

Upaya serupa juga dilakukan di titik lainnya yang terletak di Desa Tamanayu, Kecamatan Pronojiwo arah menuju Kecamatan Tempursari. Diblok Tamanayu ini, ada beberapa titik yang memang rawan atau mempunyai riwayat longsor.

“Titik ini juga kita waspadai terus. Sejauh ini kami akan terus melakukan kontrol terhadap kondisi bebatuan di titik-titik rawan longsor ini. Karena masih ada bebatuan besar di atas tebing yang tidak bisa diruntuhkan karena posisinya tertahan kuat oleh lapisan tanah tebing,” paparnya.

Dari pemantauan yang dilakukan bersama relawan dan masyarakat, BPBD Kabupaten Lumajang sejauh ini menyatakan bahwa bebatuan di titik rawan longsor setempat masih kuat dan tertahan.” Insyaallah tidak akan terjadi longsor lagi.” ujarnya.

Hanya saja, masih kata Purwanto, untuk memperkuat posisi bebatuan di atas tebing, perlu diupayakan pembangunan penyangga secara permanent. Tujuannya untuk menahan dan memperkuat posisi bebatuan diatas tebing, sehingga tidak longsor kembali.

BPBD Kabupaten Lumajang akan mengusulkan penyangga permanen untuk bebatuan tersebut, yaitu dengan membuat tebing buatan. Usulan ini masih diusahakan dan tengah dikoordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Lumajang.

Selain itu, juga dilakukan koordinasi bersama Dinas PU Binamarga Provinsi Jatim, selaku pemangku kewenangan di jalur tersebut.” Kami berharap bisa disetujui, agar keselamatan jiwa pengendara di titik rawan longsor jalur Lumajang-Malang bisa terjamin,” jelasnya.

Sementara itu, Purwanto juga menambahkan, kondisi cuaca di Kabupaten Lumajang sejauh ini maish kerap diguyur hujan deras. Mengingat hujan maish terjadi, BPBD Kabupaten Lumajang masih belum memutuskan apakah status siaga banjir dan longsor akan diperpanjang.

“Rawan hujan pada intensitas musim ini, masih belum menentu rupanya. Hujan masih terus-menerus mengguyur lebat. Untuk itu, kami masih menunggu keputusan dari Provinsi Jatim, apakah akan diputuskan perpanjangan darurat bencana banjir longsor ataukah tidak. Kalau diperpanjanbg, tentu kami akan mengajukan kepada Bupati,” pungkas Purwanto. (her/dwi)

Teks Foto :
– Jalur rawan longsor Lumajang-Malang.
Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 29 Desember 2025
30o
Kurs