Senin, 29 Desember 2025

Lumajang Suplay Bibit Sengon Tahan Karat Kuru ke Indonesia Timur

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Industri perkayuan di Kabupaten Lumajang terus tumbuh seiring membanjirnya permintaan, baik dari tingkat domestik maupun dari mancanegara. Hanya saja, industri ini membutuhkan jaminan ketersediaan bahan baku kayu yang memadai dengan kualitas baik.

Guna memenuhi ketersediaan bahan baku industri perkayuan yang terus berkembang inilah, Dinas Kehutanan (Dishut) Kabupaten Lumajang terus berupaya mengembangan lahan budidaya.

Ir Imam Surjadi Kepala Dishut Kabupaten Lumajang ketika dikonfirmasi Sentral FM, Kamis (26/3/2015), mengatakan bahwa lahan budidaya kayu yang terdata pada Kantor Dishut Kabupaten Lumajang, sampai Tahun 2015 telah mencapai luasan 57.300 hektar.

“Potensinya ada 66.000 hektar yang bisa terus dioptimalkan. Lahan budidaya kayu ini, lahan-lahan yang bukan lahan sawah. Kebanyakan berupa lahan yang sebelumnya kosong dan tidak tergarap dengan baik. Makanya, untuk penyediaan bahan baku yang ada, kita dorong terus para petani yang punya lahan untuk bisa ditanami, sehingga tidak membiarkan tanah itu kosong begitu saja,” jlentrehnya.

Jenis kayu untuk kebutuhan bahan baku industri perkayuan yang banyak dikembangkan, diantaranya albasia atau sengon dan Jabon. “Namun, petani kebanyakan lebih memilih mengemba ngkan budidaya kayu jenis Albasia atau sengon. Karena jenis kayu ini lebih banyak dibutuhkan utnuk industri perkayuan dan nilai ekonomisnya tinggi,” tuturnya.

Dalam pengembangan budidaya lahan kayu ini, Kabupaten Lumajang juga potensial karena sejumlah wilayah Kecamatannya berada pada ketinggian rata-rata diatas 600 meter diatas permukaan laut (mdpl) yang merupakan lahan tepat untuk pengembangan budidaya kayu jenis albasia atau sengon.

Dishut juga mengintensifkan penyuluhan melalui tenaga penyuluh tehnis yang diterjunkan mendampingi petani. Para tenaga penyuluh ini yang akan melakukan upaya bersama-sama petani, untuk mengoptimalkan hasil budidayanya dan mencegah serangan penyakit kayu yang mempengaruhi produktivitasnya.

“Diantaranya karat kuru yang sejauh ini sudah tertangani berkat kerjasama dengan Balai Besar Penelitian Bio Tehnologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Hasilnya, kami sudah berhasil mengembangkan bibit tanaman sengon tahan karat kuru. Bibit tahan karat kuru ini, juga telah kita kirim sampai ke Papua untuk pengembangannya,” terangnya.

Suplay bibit sengon tahan karat kuru ini, lanjut Imam Surjadi, tidak akan mengganggu kebutuhan di tingkat lokal. “Dari kerjasama dengan Balai Besar Penelitian Bio Tehnologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, kami menembangkan lahan pengadaan bibti di Desa Kandangtepus, Kecamatan Senduro seluas 2,5 hektar. Lahan ini akan terus kita perluas lagi untuk memenuhi kebutuhan bibit di tingkat lokal maupun untuk suplay ke Indonesia Timur,” demikian pungkas Imam Surjadi. (her/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 29 Desember 2025
26o
Kurs