Gara-gara terjangkit penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) dengan hasil diagnosis medis jumlah trombositnya menurun, seorang siswi SMAN 2 Lumajang terpaksa mengikuti Ujian Nasional (UN) hari kedua, Selasa (14/4/2015), di ruang rawat inap Alamanda 6 RSU dr Haryoto Lumajang.
Padahal, siswa bernama Yuniar Kensari, anak didik SMAN 2 Lumajang asal Desa Jarit, Kecamatan Candipuro ini masih mengikuti UN hari pertama di sekolahnya. “Baru pada pelaksanaan UN hari kedua, kami diinformasikan dari pihak keluarga bahwa Yuniar diopname di RSU dr Haryoto Lumajang karena mengidap DBD,” kata Indriyanti, Pengawas Satuan Pendidikan yang mengawasi pelaksanaan UN Yuniar Kensari di Ruang Rawat Inap Alamanda 6 ketika dikonfirmasi Sentral FM.
Masih menurut Indriyati, pihak sekolah dengan informasi tersebut langsung bertindak melakukan upaya pelayanan dengan menggelar UN jemput bola ke rumah sakit. “Intinya, kami dari pihak sekolah penyelenggara melayani di rumah sakit,” paparnya.
Waktu ujian yang diberikan kepada Yuniar Kensari juga tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan UN di sekolah penyelenggara. Yakni, dimulai sejak pukul 07.30 hingga 09.30, break lalu dilanjutkan dengan durasi sama pukul 10.00 sampai 12.30 untuk mata ujian lainnya.
“Hari ini memang harus mengkuti dua mata ujian, yakni Matematika dan Sosiologi. Dalam pelaksanaan UN di rumah sakit ini, kami juga dikawal aparat kepolisian, sama seperti di sekolah. Meskipun yang diawasi hanya satu peserta didik saja,” terangnya.
Dari pantauan Sentral FM di Ruang Rawat Inap Alamanda 6 RSU dr Haryoto Lumajang, Yuniar Kensari hanya berada dalam ruangan dengan diawasi Indriyati selaku Pengawas Satuan Pendidikan yang bertugas di sana. Sementara, seorang pengawas lainnya dari sekolah ditemani petugas kepolisian dan orangtua peserta didik, menunggu di luar ruangan.
Yuniar Kensari mengerjakan soal UN dengan duduk di troli perawatan. Naskah Lembar Jawaban Kerja (LJK) ia kerjakan dengan beralaskan bantal. Dan tentunya, dalam mengikuti UN di Rumah Sakit, Yuniar Kensari tidak perlu lagi mengenakan baju seragam sekolah. Ia mengenakan baju santai yang dipakainya selama perawatan medis.
Sementara itu, Sayogi (50), orangtua Yuniar Kensari yang juga guru SMKN Pasirian kepada Sentral FM mengatakan, penyakit DBD yang menyerang putrinya baru terdeteksi sepulang pelaksanaan UN hari pertama, kemarin.
“Sepulang UN hari pertama kemarin, tiba-tiba badan anak saya kok panas. Makanya langsung say abawa ke Puskesmas Pasirian dan dirujuk ke RSU dr Haryoto Lumajang. Hasil pemeriksaanya, ternyata trombositnya turun dan dipastikan mengidap penyakit DBD. Ini mungkin karena anak saya terlalu memforsir persiapan UN, namun tidak diimbangi makan yang cukup. Karena, Yuniar memang sulit makan,” katanya.
Meski mengikuti UN di rumah sakit, namun Sayogi yakin putrinya tidak akan menemui kendala dalam mengerjakan soal yang diujikan. “Saya rasa persiapan materi ujian bagi Yuniar untuk UN sudah cukup, hanya kesehatannya saja yang tidak dijaga. Memang sedih, melihat anak ujian di rumah sakit, tapi ini sudah jalannya dan harus dilalui,” ungkap Sayogi. (her/ipg)
Teks Foto :
– Yuniar mengikuti UN hari kedua dalam keadaan dirawat di ruang Alamanda 6 RSU dr Haryoto Lumajang karena terjangkit penyakit DBD.
Foto : Sentral FM
NOW ON AIR SSFM 100
