Minggu, 28 Desember 2025

BPBD Lumajang Bentuk Sekolah Tangguh Bencana

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melakukan pendataan terhadap sekolah-sekolah yang terletak di kawasan rawan bencana (KRB) guna diberikan pelatihan dengan membentuk Sekolah Tangguh Bencana.

“Sejauh ini, BPBD Kabupaten Lumajang baru membentuk 10 Sekolah Tanggung Bencana diantaranya 4 jenjang SMP dan 6 lainnya adalah SMA. Sekolah-sekolah ini terletak di Kawasan Rawan Bencana diantaranya di Kecamatan Pasrujambe, Pronojiwo, Candipuro dan Tempursari,” kata Hendro Wahyono Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang ketika dikonfirmasi Sentral FM, Rabu (29/4/2015).
.
Dari 10 sekolah ini sebanyak lima Sekolah Tangguh Bencana telah dibentuk 2014 dan 5 lainnya dibentuk 2015 ini.” Yang terakhir, kami membentuk Sekolah Tangguh Bencana di wilayah Kecamatan Pronojiwo,” jelasnya.

Siswa di Sekolah Tangguh Bencana ini, masih menurut Hendro Wahyono akan disiapkan menjadi tangguh dalam menghadapi setiap potensi dan ancaman bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi.” Ancaman bencananya berbeda-beda. Seperti misalnya, erupsi gunung berapi untuk sekolah di wilayah terdekat Gunung Semeru dan Gunung Lemongan. Ancaman tsunami untuk sekolah yang terletak di persisir pantai selatan,” paparnya.

Dalam pelatihan yang diberikan, BPBD Kabupaten Lumajang membentuk siswa menjadi pelajar yang waspada, siaga dan dilatih dalam hal tanggap daurat bencana. Pelatihan ini sifatnya adalah darat kedaruratan bencana. Tujuannya, agar siswa yang sekolahnya berada di kawasan rawan bencana ini siap menghadapi situasi apapun, terutama jika sewaktu-waktu terjadi bencana.

“Diharapkan, siswa-siswa ini bisa meneruskan kemampuan yang telah diajarkan kepada teman-teman dan di lingkungannya. Karena tidak seluruh siswa akan mendapatkan pelatihan dengan bekal kemampuan kedaruratan untuk menghadapi bencana,” ujar dia.

Setiap sekolah akan dipilih 10 orang siswa yang nantinya dilembagakan dengan nama Organisasi Siswa Tangguh Bencana (OSTB). Sebanyak 10 siswa ini akan dilatih khusus dengan kemampuan menghadapi bencana sekaligus menjalankan organisasi yang berkaitan dengan kebencanaan di sekolah itu. Secara khusus, BPBD akan mengirimkan instruktur untuk memberikan pelatihan.

“Karena secara nasional, BNPB sudah menggagas ini dan kami mulai mengawali dengan memberikan materi-materi dasar melalui Sekolah Tangguh Bencana. Untuk materi baku yang akan disinergikan dengan Dindik dalam bentuk kurikulum, sejauh ini memang masih belum karena baru bersifat gagasan,” tuturnya.

Hal ini dinilai penting, sebab masalah kebencanaan harus diketahui dan diwaspadai masyarakat di setiap tingkatan. Terutama masyarakat yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana mengingat faktor bahaya akan potensi bencana dan tingkat pertumbuhan penduduk di masing-masing wilayah.

“Artinya, baik muda, tua akan diberikan pemahamanan tentang bencana, termasuk pelajar. Jika terjadi bencana, maka mereka tahu akan berbuat apa dan tahu bahaya yang terjadi, demi keselamatan jiwanya,” pungkas dia. (her/dwi)

Teks Foto :
– Peta rawan bencana di wilayah Kabupaten Lumajang.
Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Minggu, 28 Desember 2025
32o
Kurs