Pertamina Exploration and Production (EP) bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencari kandungan bahan bakar fosil yang tersimpan di bawah bumi kawasan wilayah selatan Jawa Timur. Ini dikarenakan wilayah selatan Jawa Timur diperkirakan memiliki kandungan migas (minyak dan gas bumi) yang diperkirakan besar.
Dan rencana survey untuk mencari kandungan migas disampaikan di hadapan jajaran Forum Pimpinan Kepala Daerah (Forkompimda) bersama SKPD dan Muspika di seluruh Kabupaten Lumajang dalam sosialisasi paparan rencana survey seismik 2D di Panti PKK, Rabu (17/6/2015).
Dalam sosialisasi ini hadir Setyo Sapto Edi selaku Exsploration Operation Manager Pertamina EP bersama Prihandono Hernanto selaku Kepala SKK MIgas Jawa Bali dan Nusa Tenggara. Secara bergantian keduanya memaparkan bahwa di wilayah selata Jatim terdapat 11 Kabupaten yang diperkirakan memiliki kandungan migas yang masuk dalam peta kerja Pertamina.
“Ke-11 Kabupaten ini tersebar mulai dari Kabupaten Pacitan, Blitar sampai Banyuwangi, termasuk Kabupaten Lumajang. Dan kami akan melaksanakan survey seismik untuk memastikan kandungan migasnya. Melalui survey ini, akan ditemukan wilayah mana yang sebenarnya terdapat kandungan migas yang nantinya bisa dieksploitasi,” kata Setyo Sapto Edi kepada Sentral FM.
Survey seismik yang masuk dalam tahap eksplorasi migas ini, kata dia, akan dilakukan secara bertahap di masing-masing daerah. Dan pekerjaan itu akan membutuhkan waktu yang cukup lama karena diperkirakan bisa menelan waktu sampai 5 tahun sebelum tahap pengeboran dilakukan.
“Survey seismik ini untuk menetukan titik-titik mana yang kita perkirakan ad akandungan minyak atau gas buminya. Selanjutnya, titik-titik itu yang akan dilakukan pengeboran. Dan pengeboran itu juga membutuhkan waktu yang lama. Sebagai contoh untuk Sumur Minyak Blok Nona di Kabupaten Lamongan saja, kedalamannya bisa mencapai lebih dari 4 ribu meter dengan biaya untuk setiap sumur pengeboran Rp. 50 miliar,” ujarnya.
Namun, dalam pelaksanaan pekerjaan eksplorasi ini Pertamina EP dan SKK Migas akan terlebih dulu melakukan sosialisasi dan meminta bantuan pemeirntah daerrah guna memberikan pemahaman kepada masyarakat. Pasalnya, ia mengakui jika pekerjaan tambang akan berhadapan dengan ketakutan masyarakat akan dampaknya.
“Terlebih untuk pengeboran gas bumi, saat ini masyarakat juga khawatir akan terjadi seperti Lapindo. Ini yang kami berikan pemahaman, bahwa pekerjaan ini akan dilakukan terukur dan aman,” jelasnya.
Bahkan, dalam pekerjaan survey seismik mendatang, Setyo Sapto Edi menggambarkan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan berbagai pihak. Diantaranya Perhutani, Lanud Abdulrahman Saleh karena ada wilayah selatan yang masuk wilayah Air Shooting Range (ASR) TNI-AU.
Pertamina EP bersama SKK Migas juga memastikan akan menyiapkan biaya pengganti jika kegiatan survey seismik ini berdampak terhadap kerusakan lahan pertanian atau yang lainnya. “Kita berikan biaya pengganti untuk itu. Bahkan, ketika nanti sudah ditemukan titik pengeboran, maka akan kita lakukan pembebasan lahan antara 2 hektar sampai 3 hektar untuk lokasi pengeboran sumurnya,” kata Setyo Sapto Edi. (her/wak)
Teks Foto :
– Setyo Sapto Edi selaku Exsploration Operation Manager Pertamina EP.
Foto : Sentral FM.
NOW ON AIR SSFM 100
