Kabar meninggalnya pendaki bernama Dania Agustina Rahman (19), asal Jl. A.R. Hakim Perbata Nomor 4 RT 04 RW 04 Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat di jalur pendakian di bawah puncak Mahameru, direspon pihak keluarganya dengan langsung berangkat ke RSD dr Haryoto Lumajang.
Setelah mendapatkan informasi dari TNBTS dan Polres Lumajang, Dede Rahman (55), ayah kandungnya yang ditemani dua kakak korban, berangkat ke Lumajang dan baru tiba, Kamis (13/8/2015), sekitar pukul 12.00. Setiba Instalasi Pemulasaraan Rumah Sakit terbesar di Kabupaten Lumajang ini, ayah dan kedua kakak korban pun langsung histeris.
“Gimana nasib Neng (panggilan kesayangan korban, red)…,” jeritnya
Setelah itu, ayah dan kedua kakak korban langsung diminta dokter forensik RSD dr Haryoto Lumajang untuk masuk ke ruang administrasi. Di sana, sudah menunggu petugas dari Polres Lumajang, TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) dan Instalasi Pemulasaraan untuk mengurus dokumennya.
Tak lama kemudian, proses visum dilakukan dokter forensik dengan disaksikan pihak keluarga, Polres Lumajang dan TNBTS. Dari pemeriksan visum et repertum ini, diketahui bahwa korban mengalami luka pendarahan di kepalanya. Termasuk terjadi fraktur atau patah tulang di bagian kakinya.
Proses ini dilakukan secara tertutup dengan penjagaan ketat aparat Polres Lumajang. Setelah prose situ selesasi, pihak keluarga meminta agar dilakukan proses perawatan jenasah untuk kemudian disholatkan di ruang yang telah disediakan. Sesuai rencana, jenasah pendaki Dania Agustina Rahman akan langsung dibawa pulang ke rumah duka di Sukabumi, Jawa Barat pukul 17.00 WIB. (her/rst)
Teks Foto :
– Keluarga pendaki Dania Agustina Rahman histeris di instalasi pemulasaraan RSD dr Haryoto Lumajang.
Foto : Sentral FM.
NOW ON AIR SSFM 100
