
Kresnayana Yahya, Enciety Business Consult mengatakan, ada tiga langkah yang bisa dilakukan para eksportir agar bisa meraih keuntungan di tengah melemahnya nilai tukar rupiah.
Pertama, memiliki persediaan bahan baku jangka panjang atau punya kontrak dengan lindung nilai, sehingga masih bisa bergerak sampai batas tertentu.
“Semisal karena eksportir itu sudah punya data dollar selama setahun, kontraknya Rp13.900, lindung nilainya sampai Rp14.000. Mereka yang punya kesiapan lindung nilai seperti ini, punya kesempatan membayar Rp13.900 sampai akhir tahun,” katanya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (26/8/2015).
Kedua, memiliki peluang untuk adjustment dengan mencoba mensubtitusi bahan baku impor dengan bahan lokal.
“Diperlukan biaya tambahan untuk mengolah bahan lokal karena beberapa bahan lokal kualitasnya belum setara dengan bahan impor. Tapi usaha tambahan ini masih bisa menutupi biaya,” katanya.
Ketiga, yang lebih aman, memiliki sumber bahan baku lokal. “Seperti rumput laut, ikan cumi dan udang, permintaan di Amerika semakin tinggi,” katanya.
Selain itu, Kresnayana menilai, pemerintah dan pengelola ekspor harus memberikan informasi yang transparan.(iss/ipg)