Jumat, 26 Desember 2025

Belasan Hektar Sawah di 3 Kecamatan Kekeringan, Petani Lumajang Buat Sumur Bor

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Petani di Lumajang terpaksa membuat sumur bor sebagai alternatif menyelamatkan hasil panennya agar tidak puso karena belasan hektar sawah pertanian yang sudah tertanami padi menjadi kering

Ir Paiman Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Rabu (2/9/2015) mengatakan, sesuai data hasil verifikasi lapangan terdapat 15,7 hektar sawah yang saat ini telah terdampak kekeringan.

“Berkaitan dengan kekeringan, dari data kami yang juga telah dilaporkan serta dilansir Distan Provinsi Jatim, telah berdampak terhadap 15,8 hektar sawah dengan kategori ringan, berat dan sedang,” katanya.

Sawah yang terdampak kekeringan, diantaranya berada di wilayah Kecamatan Sukodono dengan luasan lahan 5,2 hektar untuk kategori ringan dan 0,7 hektar dengan kategori berat.” Namun demikian, untuk sawah yang terdampak kekeringan ini sudah teratasi dengan pembuatan sumur bor,” paparnya.

Pembuatan sumur bor ini, dilakukan swadaya oleh petani sendiri. Namun, Distan juga mengupayakan untuk memberikan bantuan pembuatan sumur bor dan pompa air kepada petani sebagai solusi mengatasi kekeringan yang rutin terjadi setiap tahunnya.” Sebab, setiap tahun rutin terjadi kekeringan sehingga perlu solusi permanen agar produktivitas lahan bisa terus dioptimalkan,” jelasnya.

Kekeringan lainnya juga terjadi di wilayah Kecamatan Candipuro, dimana terdapat 7 hektar sawah yang terdampak.” Untuk kategori ringan luasannya 5 hektar dan kategori sedang mencapai 2 hektar. Di Kecamatan Candipuro, para petani masih bisa panen karena usia padinya sudah mencapai 85 hari setelah tanam, dalam arti bulirnya sudah menguning dan tinggal menunggu dipanen saja,” terangnya.

Selain itu, di wilayah Kecamatan Tempursari terdapat 5 hektar sawah terdampak kekeringan dengan kategori ringan. Di wilayah ini, pertumbuhan padinya relatif terhambat karena ketersediaan airnya kurang.

“Menilik kondisi kekeringan tahun ini yang terjadi cukup panjang, kami berupaya untuk mengatasinya dengan solusi permanen. Sehingga bisa menangani lahan sawah yang mengalami kekeringan tahun ini dengan total luasan 15,8 hektar. Termasuk juga, agar kekeringan di lahan yang sama tidak berulang di tahun 2016 mendatang,” tuturnya.

Terkait target produktivitas padi pada semester pertama Tahun 2015 yang hampir separuhnya terjadi kemarau, Paiman memastikan tidak terganggu. Untuk masa tanam Bulan April sampai September dengan target tanam 31.060 hektar, sekitar 81 persennya atau 26 ribu hektar lebih sudah tertanami.

“Sekitar 5 ribu hektar akan dikejar sampai akhir September depan. Kalaupun tidak terkejar target produktivitasnya sampai akhir September, hal ini kami pastikan karena petani mengganti komoditi tanam ke kedelai dan jagung karena terdampak kekeringan. Sebab, lahan yang ada mengalami kekurangan air sehingga lebih optimal ditanami palawija daripada tetap mengejar tanam padi dengan risiko gagal panen,” ujar dia. (her/dwi)

Teks Foto :
– Ir Paiman
Foto : Sentral FM

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Jumat, 26 Desember 2025
26o
Kurs