Peningkatan kegiatan vulkanik gunung berapi di Pulau Jawa ini tidak hanya terjadi di Gunung Bromo. Namun Gunung Semeru juga mengalami peningkatan aktivitas frekwensi kegempaan. Kondisi itu telah dilaporkan PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi) kepada Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
DR Ir Ayu Dewi Utari, Msi Kepala Balai Besar TNBTS kepada Sentral FM, Jumat (13/11/2015), mengatakan bahwa sesuai pemberitahuan yang disampaikan PVMBG pekan lalu, frekwensi kegempaan Gunung Semeru juga dilaporkan mengalami peningkatan.
“Dari laporan yang kami terima, frekwensi kegempaan Gunung Bromo dan Semeru meningkat. Meski, statusnya tetap Waspada Level II. Namun, atas laporan ini kami telah mengambil langkah-langkah untuk pengamanan. Tidak hanya di wilayah Gunung Bromo saja, namun juga kami berlakukan di Gunung Semeru,” katanya.
Untuk langkah pengamanan di Gunung Semeru atas peningkatan aktivitas vulkanik tersebut, Balai Besar TNBTS secara intens melakukan koordinasi dengan PVMBG dan pihak terkait lainnya. “Ini berlaku baik untuk status Gunung Bromo maupun Semeru,” paparnya.
Selain itu, balai Besar TNBTS meneruskan penutupan jalur pendakian di gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut tersebut. “Untuk memastikan jalur pendakian tetap steril,TNBTS juga akan meningkatkan patroli di dalam kawasan,” terangnya.
Sementara untuk upaya pengamanan kawasan di Gunung Bromo, sebelumnya TNBTS telah memasang rambu larangan naik ke kawah Bromo di 4 pintu dan di batas tangga kawah Gunung Bromo. Selain itu, ditempatkan juga petugas untuk melarang wisatawan yang akan naik ke kawah Bromo.
“Jumlah personel yang melakukan penjagaan sebanyak 10 orang secara bergiliran. Namun wisatawan tetap dapat berwisata sunrise, sunset, pasir berbisik, savana, coban dan ranu,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ayu Dewi Utari juga menyampaikan, terkait dengan kebakaran di dalam kawasan TNBTS, sejak 2 minggu yang lalu api telah padam dengan sempurna. Pasalnya, hujan sudah mulai mengguyur di dalam kawasan TNBTS, baik Gunung Semeru maupun Bromo.
“Saat ini tidak ada lagi kebakaran di kawasan TNBTS. Total luas kebakaran di kawasan TNBTS selama 2015 ini, sekitar 550 hektar lahan hutan sudah terbakar. Yakni, 440 hektar hutan di kawasan Gunung Semeru dan 110 hektar di Gunung Bromo. Kebakaran tersebut terjadi di beberapa titik dan beberapa kali kejadian. Kebakaran yang terbesar terjadi di Pos 1 Waturejeng yang luasannya mencapai lebih kurang 300 hektar,” pungkas Ayu Dewi Utari. (her/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
