Rabu, 24 Desember 2025

Sepekan Terakhir, Aktivitas Tertinggi Gempa Tremor Semeru Capai 28 Kali

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Aktivitas vulkanik di dapur magma Gunung Semeru terus dilaporkan fluktuatif yang terpantau secara seismik, baik letusan, hembusan maupun kegempaan tremornya.

Dari data yang dihimpun Sentral FM, Senin (16/11/2015), sesuai laporan yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang dari PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi) Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, sepekan terakhir kegempaan tremor Gunung dengan ketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl) sempat mencapai 28 kali dalam 24 jam.

Dari perekaman data seismik yang dilaporkan, pada 7 November lalu, seismik Semeru dilaporkan terjadi 21 kali letusan, 36 hembusan 36 dengan cuaca terang, angin tenang, suhu 25 derajat Celcius dan status Waspada Level II. 8 November letusan meningkat menjadi 56 kali, hembusan 22 kali, gempa tremor 2 kali dengan cuaca terang, angin tenang, suhu 26 derajat Celcius.

Pada 9 November, letusan terus meningkat sebanyak 60 kali, gempa tektonik jauh 1 kali, tremor terjadi terus-menerus 2 kali dengan cuaca terang, angin tenang, suhu tetap 25 derajat Celcius. 10 November letusan turun menjadi 56 kali, gempa tremor 4 kali, tektonik jauh 1 kali dengan cuaca cerah, angin tenang dan suhu derajat Celcius.

Pada 11 November aktivitas seismic yang terekam, letusan sebanyak 54 kali, gempa tremor naik tajam menjadi 22 kali dalam 24 jam, 1 kali tektonik lokal dengan cuaca cerah, angin tenang dan suhu 26 derajat Celcius. Pada 12 November kegiatan seismic kembali meningkat, terjadi 24 kali letusan, gempa tremor menembus 28 kali dalam 24 jam. Untuk cuaca mendung, angin tenang, hujan sekali dengan curah sedang dan suhu 25 derajat Celcius.

Sedangkan pada 13 November terjadi 39 kali letusan, 10 kali hembusan, tektonik jauh 3 kali dengan cuaca terang, angin tenang, suhu 26 derajat Celcius dan hujan dengan curah sedang di kawasan puncak. Memasuki akhir pecan 14 November, letusan turun menjadi 5 kali, hembusan meningkat tajam mencapai 54 kali dan 5 kali gempa tremor. Cuaca dilaporkan terang, angin tenang dan suhu 25 derajat Celcius.

Sedangkan pada 16 November hari ini, aktivitas Gunung Semeru dilaporkan terus meningkat dengan 94 kali letusan, 5 kali hembusan dan gempa tremor dilaporkan kembali naik menjadi 17 kiali dalam 24 jam. Sementara untuk cuaca dilaporkan terang, angin tenang dan suhu 26 derajat Celcius.

Terkait fluktuatifnya aktivitas vulkanik Gunung Semeru ini, Ribowo, Ssos Kepala BPBD Kabupaten Lumajang mengatakan, bahwa sejauh ini kondisi Gunung Semeru yang dilaporkan, asap kawah/solfatara berwarna putih dengan ketinggian 5 meter diatas puncak dan tekanan gas sedang.

“Letusan asap/abu dalam bulan ini teramati 41 kali dengan warna asap putih kelabu. Tekanan gas kuat dengan tinggi asal 300 sampai 500 meter condong ke arah barat utara. Suara letusan tidak terdengar dan sinar api tidak teramati,” katanya.

Untuk kubah lava dan lidah lava, sesuai hasil pengamatan di Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Semeru di Gunung Sawur, tidak teramati adanya pertumbuhan. Untuk guguran lava pijar tidak teramati, semburan material dan awan panas dalam bulan ini tidak terjadi.

“Namun pada aliran sungai Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Kobo`an harus tetap diwaspadai adanya bahaya awan panas. Terutama di sungai Besuk Kobo`an. Sedangka untuk curah hujan rata-rata rendah di tiga DAS (Daerah aliran Sungai) berbeda. Masing-masing DAS Mujur, Rejali dan Glidik. Hujan maksimum di DAS Mujur tercatat 16,8 milimetrer di stasiun Wonoranggu dan di DAS Rejali 16 milimeter di stasiun Curah Kobo’an. Sedangkan di DAS Glidik nihil,” paparnya.

Sesuai data visual dan seismik tersebut, Ribowo menegaskan, status Gunung Semeru masih tetap Waspada Level II. Masyarakat dihimbau waspada setiap hari terhadap lahar dingin dan panas, apabila terjadi hujan di kawasan puncak terutam apada malam hari.”Terutama di kawasan DAS Mujur, Rejali dan Glidik, Pasalnya, aktivitas Gunung Semeru sulit diprediksi,” jelas Ribowo.

Sebelumnya, pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) teap menutup jalur pendakian Gunung Semeru setelah mendapatkan laporan tingginya aktivitas vulkanik dari PVMBG.

“Jalur pendakian Semeru tetap ditutup sampai batas waktu tidak ditentukan,” demikian kata DR Ir Ayu Dewi Utari, Msi Kepala Balai Besar TNBTS. (her/ipg)

Teks Foto :
– Gunung Semeru.
Foto : Sentral FM

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Rabu, 24 Desember 2025
31o
Kurs