
Sirkuit drag race sepanjang 450 meter di Gelora Bung Tomo telah tuntas dibangun. Dinas Kepemudaan dan Olahraga Pemkot Surabaya mulai mengarahkan pelaku balap liar hasil penindakan Satpol PP Surabaya ke sirkuit itu.
Afghani Wardhana Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Surabaya mengatakan, dinasnya telah turut dalam operasi penertiban oleh Tim Asuhan Rembulan Satpol PP Kota Surabaya.
“Sebenarnya ini sudah lama. Saya sejak Desember kemarin beberapa kali ikut. Nah, dengan adanya sirkuit drag race ini, kami bisa mengarahkan mereka,” katanya di Humas Pemkot Surabaya, Senin (6/2/2017).
Operasi oleh Tim Asuhan Rembulan Satpol PP Surabaya, kata Afghani, menyasar lokasi-lokasi yang memiliki jalan lurus tanpa hambatan. Seperti di Kenjeran, MERR, Dukuh Kupang, dan lokasi lainnya.
“Hampir setiap malam ada (operasi). Jadi sebenarnya, mereka para pebalap liar ini perlu disentuh, perlu diajak, perlu diberi pemahaman, kalau perlu ditunjukkan ini lho lokasinya begini. Ayo, nek latihan nang kono (ayo kalau latihan di sana,red),” ujarnya.
Hanya saja, untuk menggunakan sirkuit drag race perlu ada verifikasi dari Ikatan Motor Indonesia. Afghani mengatakan, meski pebalap sudah punya alat, namun perlu ada koordinasi dengan IMI.
“Silakan koordinasi dengan kami. Tapi kami harus mengajak IMI juga, kalau peralatan sudah memenuhi syarat standar, kita bisa memberi izin latihan. Karena meskipun hanya latihan, kami juga mempertimbangkan unsur keamanan baik bagi penonton dan pembalapnya,” ujarnya.
Setelah selesai membangun lintasan drag race yang menghabiskan dana Rp16 miliar, pada 2017 ini Dispora Surabaya meneruskan pembangunan sirkuit berstandar internasional di Gelora Bung Tomo.
Dispora membangun sirkuit sepanjang 1,3 kilometer di selatan sirkuit drag race yang akan menyerap dana APBD sebesar Rp28 miliar, yang ditargetkan selesai 9 bulan ke depan.
Bambang Wijanarko Kasie Pembangunan Prasarana Dispora Surabaya mengatakan, sirkuit yang ada di sisi selatan drag race itu masih dalam proses pemadatan tanah.
“Kami sedang menguruk tanah di situ, karena dulunya adalah tanah tambak, dengan limestone (batu gamping). Lalu di atasnya kami akan menguruk dengan urukan sirtu yang tahan air asin,” ujarnya.
Sikuit sepanjang 1,3 kilometer yang dibangun di atas tanah 4 hektare itu merupakan tahap kedua pembangunan sirkuit lintasan di Gelora Bung Tomo. Bambang mengatakan tahap ketiga akan dimulai 2018 mendatang.
“Tahap ketiga yang tersisa 500 meter persegi. Jadi total 1,8 kilometer,” ujarnya.(den/ipg)