Panitia Khusus (Pansus) Angket Pelindo II melakukan studi banding ke Pelabuhan Teluk Lamong PT Pelindo III terkait penerbitan global bond (surat utang bervaluta asing) yang dilakukan PT Pelindo III, untuk membangun pelabuhan baru.
Rieke Diah Pitaloka Ketua Pansus Angket Pelindo II mengatakan, pihaknya tengah mendalami global bond yang dilakukan Pelindo II untuk pembangunan pelabuhan Kali Baru (New Priok) yang menghabiskan dana sekitar Rp 20,5 Triliun dengan biaya tahap pertama Rp11 Triliun dan kapasitas 1,5 juta teus.
“Kami melakukan perbandingan di Teluk Lamong yang kapasitasnya sama dengan biaya Rp5 Triliun. Pelindo III juga melakukan global bond yang bunga pertahunnya 4,75 persen atau Rp292 miliar. Sementara, global bond yang dilakukan Pelindo II bunganya pertahun Rp1,2 triliun,” ujarnya usai rapat dengan Direksi Pelindo III di Teluk Lamong, Kamis (15/6/2017).
Rieke juga menyinggung jika BPK sudah mengeluarkan hasil pemeriksaan tentang indikasi kerugian negara pada PT Pelindo II minimal sebesar USD306 juta atau setara Rp4,08 triliun pada perpanjangan kerjasama pengelolaan dan pengoperasian pelabuhan PT Pelindo II berupa kerjasama usaha dengan PT Jakarta International Container Terminal (PT JICT).
“Kami tidak mau setengah-setengah. Kami terus ungkap. Kami akan teruskan ke KPK temuan ini, seperti temuan perbandingan New Priok dengan Teluk Lamong,” katanya.
Pansus Pelindo II juga mengapresiasi pembangunan dan pengelolaan pelabuhan Teluk Lamong. Alat-alatnya lebih canggih daripada New Priok milik Pelindo II.
Selain itu, baru tahap satu, Pelindo II sudah menghabiskan Rp 11 triliun, sedangkan pembangunan Teluk Lamong tahap 1 dan 2 hanya menghabiskan Rp5 Triliun.
“Kami tidak ingin pansus Pelindo II terjadi di Pelindo III atau di teluk Lamong ini,” katanya.
Sementara, Ari Askhara Direktur Utama PT Pelindo III mengapresiasi masukan DPR RI. Menurut dia, masukan itu bisa menjadi bahan evaluasi agar Pelindo III menjadi lebih baik.(bid)