
Kerjasama antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur dengan Kadin Jerman melalui program pelatihan Ausbildung der Ausbilder (ADA) untuk pengembangan pendidikan vokasi atau pemagangan sistem ganda diharapkan bisa sukses seperti yang diterapkan di Jerman.
Pelatihan sendiri digelar selama enam hari nonstop atau 48 jam di gedung Kadin Institut. “Ini selaras dengan program Indonesia Kompeten yang akan dicanangkan Presiden Jokowi di Surabaya November mendatang,” ujar La Nyalla Mahmud Mattalitti Ketua Umum Kadin Jawa Timur seperti dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net.
La Nyalla mencontohkan, jumlah penduduk Jerman yang mencapai 85 juta jiwa, 65 persennya berpendidikan diploma kejuruan. Sehingga memiliki kompetensi untuk diserap dunia industri.
Pelatihan hasil kerjasama dengan Kadin Jerman kali ini diikuti oleh dua unsur, dari para pengajar SMK dan pelaku dunia industri. Sehingga diharapkan mereka akan menjadi trainer lanjutan.
“Tapi Kadin Institut tetap siap memfasilitasi seandainya mereka membutuhkan support kita lagi untuk tahap lanjutan. Karena ini penting, untuk mempercepat pertumbuhan dan penguatan iklim dunia usaha, yang salah satunya melalui tenaga kerja yang berkompeten,” kata La Nyalla.
Sementara itu Andreas Gosche Koordinator Program IHK Trier, mengatakan bahwa pendidikan vokasi sistem ganda telah diterapkan sejak lama di Jerman dan berhasil membawa Jerman menjadi negara pengekspor terbesar di dunia.
Walaupun jumlah penduduk, luas wilayah dan sumber daya alam yang dimiliki amat kecil, tetapi Jerman mampu menjadi pemimpin ekspor. Selain itu, pengangguran di Jerman juga sangat kecil.
“Tidak ada faktor lain yang menjadi penyebab keberhasilan Jerman kecuali hanya mendidik orang sesuai dengan industri di sekitar daerah itu. Bahkan presentasi lulusan yang menganggur di Jerman hanya 5 persen. Artinya, jika ada 20 orang lulusan,19 orang langsung mendapatkan pekerjaan dan hanya satu yang menganggur. Sementara di Indonesia tingkat pengangguran mencapai 28 persen,” ujarnya. (fik)