Sabtu, 10 Mei 2025

BI Goes to Campus, Ajak Generasi Bangsa Cinta Rupiah

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Foto: Humas ITS Surabaya

Tumbuhkan kecintaan anak muda terhadap mata uang Republik Indonesia (RI), rupiah, pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) menghelat BI Goes to Campus di Graha Sepuluh Nopember Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu (22/11/2017). Kegiatan ini merupakan bagian dari roadshow diberbagai kota di Indonesia.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan Gerakan Cinta Rupiah yang saat ini sedang dicanangkan oleh pemerintah. Ia mengingatkan bahwa gambar yang ada di dalam uang rupiah adalah para pahlawan dan ini merepresentasikan semangat bela negara, termasuk semangat 10 November.

“Jadi kalau kalian ingin fotonya dicetak pada mata uang, tirulah perjuangan pahlawan. Tapi anda juga harus meninggal dulu,” canda Difi.

Pesan yang ingin disampaikan oleh Difi adalah penggunaan foto pahlawan pada simbol uang rupiah adalah untuk menghormati perjuangan para pahlawan yang rela gugur demi kemerdekaan bangsa.

“Setelah tahu fakta ini, semoga kita semua bisa lebih mencintai rupiah dibanding mata uang lainnya,” tambah Difi.

Tak hanya itu, lanjut Difi, masyarakat juga diharapkan bisa lebih memahami bahwa BI sebagai bank sentral Indonesia memiliki tugas diantaranya mengendalikan stabilitas sistem keuangan dan mengendalikan kebijakan makro ekonomi Indonesia.

Difi menceritakan, di Thailand orang yang mencoret-coret uang akan langsung diberikan sanksi tindak pidana karena dianggap melecehkan para pahlawan mereka. “Meskipun hukum negara kita belum setegas itu, mari belajar menghargai rupiah sebagaimana kita menghargai jasa para pahlawan,” imbuhnya.

Menurut Difi, mencintai rupiah adalah wujud bela negara tanpa senjata. Ia juga mengaku sangat mendukung kegiatan semacam ini. “Semoga kedepannya bisa diperluas dan dikembangkan lagi,” ujar Difi.

Dikatakan Difi, acara BI Goes to Campus ini juga merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi sebagai salah satu modal penting pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia menuju masa depan bangsa.

Kegiatan ini, lanjut Difi, juga bertujuan untuk mensosialisasikan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Terkait peningkatan teknologi dalam mendorong ekonomi, BI mendorong program pembayaran non tunai. “Penggunaan non tunai akan mendorong dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam ekonomi,” paparnya.

Selain itu, imbuhnya, juga akan mendorong keuangan inklusif, mengingat saat ini masih banyak masyarakat yang belum tersentuh layanan jasa keuangan. Peningkatan transaksi non tunai sebesar 10 persen akan meningkatkan transaksi ekonomi sebesar 0,5 persen.

Sementara itu, menurut Mukhamad Misbakhun anggota Komisi XI DPR RI, kegiatan ini dapat menghapuskan gap antara Bank Indonesia dengan dunia kampus. “Hari ini saya melihat BI masuk kelingkungan para pemilik otak-otak cerdas,” kata Mukhamad.

Misbakhun kemudian memutar balik pujiannya itu kepada para mahasiswa yang hadir dengan pertanyaan yang cukup menohok. “Kalian generasi milenial memang cerdas, saya akui itu. Namun, yang saya tanyakan adalah seberapa loyal anda terhadap negara?” tanya Mukhamad.

Kemudian ia bercerita tentang kondisi di Bali ketika belum ada regulasi tentang kewajiban menggunakan rupiah. “Mereka itu, banyak yang masih transaksi pakai dollar. Bahkan hotel bisa dibayar pakai dollar. Untungnya fenomena ini sedikit berkurang setelah terbit ketentuan pidananya,” papar Mukhamad Misbakhun.

Lulusan SMAN 1 Pasuruan ini mengatakan bahwa perjuangan pahlawan adalah harga yang mahal untuk membayar kedaulatan bangsa. Oleh karena itulah kedaulatan tersebut harus selalu dijaga. “Dalam menjaga kedaulatan tersebut ada simbol-simbol yang harus hadir, salah satunya adalah mata uang. Inilah yang harus disadari oleh generasi milenial,” terang Mukhamad.

Kepada para mahasiswa, Misbakhun berpesan untuk tidak menganggap rupiah sebagai sekedar mata uang, namun juga sebagai simbol kedaulatan dan kemerdekaan yang diperoleh dari perjuangan para pahlawan. “Ketika bertransaksi dengan rupiah, seharusnya kita akan ingat bahwa tidak mungkin transaksi tersebut dapat terjadi tanpa adanya andil dari perjuangan para pahlawan,” pungkas Mukhamad.

.
Dalam kegiatan ini, Direktur Kemahasiswaan ITS, Dr Darmaji SSi MT, menyambut baik inisiatif dari BI dalam menyelenggarakan kegiatan ini. “Selamat datang di ITS, kampus perjuangan. Kampus yang terinspirasi dari semangat para pahlawan, sama seperti simbol rupiah yang ditujukan untuk menghormati para pahlawan,” tambah Darmadji.

Selanjutnya Darmaji mengatakan bahwa program ini sangat penting dan bermanfaat untuk memberikan pemahaman dan pengertian pada segenap stakeholders, khususnya mahasiswa. Melalui edukasi dan sosialisasi diharapkan berbagai kebijakan dan program BI bisa dipahami dan mudah dijalankan.

Kepada para mahasiswa, penikmat musik rebana ini berpesan untuk memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik mungkin. Terutama terkait kompetisi Video dan Blogger yang juga digelar BI. “Mencari ilmu tidak harus di ruang kelas. Ilmu itu bisa didapatkan dari mana saja, termasuk dengan berpartisipasi pada kegiatan semacam ini,” tutupnya.(tok/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Mobil Terbakar Habis di KM 750 Tol Sidoarjo arah Waru

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

Surabaya
Sabtu, 10 Mei 2025
31o
Kurs