Selasa, 30 April 2024

Menko Perekonomian Dorong Pesantren Mandiri dengan Usaha Sendiri

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Airlangga Hartarto Menko Perekonomian menghadiri acara di Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (6/8/2022) malam. Foto: istimewa

Airlangga Hartarto Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian mendorong pesantren untuk mendirikan usaha sendiri.

Salah satu yang sudah berjalan dengan bantuan Pemerintah adalah pabrik sandal jepit di daerah Jawa Barat.

Harapan itu disampaikannya di hadapan ribuan Santri dan Kiai Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (6/8/2022) malam.

“Santrinya di sini ada banyak sekali, 20 ribuan orang,” ujarnya saat menghadiri Haul Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren.

Menurut Airlangga, dengan jumlah santri yang mencapai puluhan ribu orang, otomatis kebutuhan alas kaki sandal jepit di pesantren juga tinggi.

Sehingga, mendirikan pabrik sandal jepit sangat tepat. Selain untuk menghindari pencurian sandal jepit, pabrik itu juga bisa menjadi salah satu usaha untuk menopang ekonomi pondok pesantren.

“Kalau produksinya besar, dan jumlahnya berlebih, bisa-bisa sandal jepit tersebut diekspor,” kata Ketua Umum Golkar tersebut yang disambut meriah ribuan orang di halama sekitar masjid utama Pondok Buntet Pesantren.

Pada kesempatan itu, dia juga meminta Agus Gumiwang Kartasasmita Menteri Perindustrian, yang ikut hadir membantu mengembangkan perekonomian pesantren.

“Islam mengajarkan kita untuk menjadi manusia mandiri, bekerja keras, dan memanfaatkan alam yang dianugerahkan kepada manusia untuk kemaslahatan. Mengacu pada sejarah Nabi Muhammad SAW yang merupakan panutan kita semua, pada usia mudanya beliau telah memberikan contoh sebagai seorang wirausahawan,” jelasnya.

Selain pabrik sandal jepit, Airlangga menyarankan beberapa usaha lainnya, yang memungkinkan bisa dikembangkan pihak pondok pesantren.

“Di Jawa Timur, ada pesantren yang punya usaha roti. Bisa juga nanti dibantu untuk mesin pembuatan kompos,” imbuh Airlangga.

KH.Adib Rofiuddin Izza Dewan Sesepuh Pondok Buntet Pesantren menuturkan, selama dua tahun pandemi Covid-19, pihaknya menyelenggarakan haul dengan cara daring.

Di pesantren, haul hanya diikuti santri dan masyarakat sekitar. Baru pada tahun 2022, haul Pondok Buntet Pesantren dilaksanakan secara tatap muka dan dihadiri ratusan ribu masyarakat dari sejumlah wilayah di Indonesia.

Alhamdulillah, yang bisa hadir pada haul ini istimewa, yaitu Bapak Airlangga Hartarto,” tuturnya.

Kiai Adib menjelaskan, Pondok Buntet Pesantren didirikan Mbah Muqoyyim pada tahun 1750 M. Haul mulai diperingati usai wafatnya KH. Abdul Jamil, yang merupakan ayah dari KH. Abbas.

Sedangkan KH. Abdul Jamil sendiri, merupakan putra dari KH. Muta’ad, yang juga merupakan cucu atau cicit dari Mbah Muqoyyim.

“Mungkin saat ini, penyelenggaraan haul sudah ke-100 tahun atau lebih,” ujar Adib.

Berbarengan dengan itu, Airlangga yang juga Ketua Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, meminta doa dan dukungan para Kiai dan Santri Londok Buntet Pesantren sulaya mampu dalam menjalankan tugas dengan baik

“Situasi saat ini penuh dengan ketidakpastian. Selain terdampak akibat pandemi, perekonomian juga terdampak karena adanya konflik antara Rusia dan Ukraina, serta wilayah lainnya. Kondisi geopolitik ini, sangat tidak menguntungkan bagi upaya pemulihan ekonomi. Sehingga, saya mohon doa dari para kiai, untuk bisa mengawal upaya pemulihan ekonomi dan penyelesaian dampak Covid-19,” ucapnya.

Khusus penularan Covid-19 di Indonesia, Airlangga Hartarto menyebut jauh lebih rendah dibandingkan negara lainnya.

Walau PPKM di Indonesia sudah masuk level 1, angka penularan Covid-19, masih mencapai 5.000 kasus dalam setiap pekannya.

“Perancis per minggunya ada peningkatan 90 ribuan kasus, Amerika Serikat sekitar 120 ribu kasus dan Jepang 200 ribuan kasus per minggunya,” katanya.

Rendahnya angka penularan Covid-19 di Indonesia, menurut Airlangga merupakan salah satu efek dari tingginya capaian vaksin. Vaksinasi dosis 1 di Indonesia sudah mencapai 90 persen lebih.

Capaian dosis 2 sudah menembus 80 persen lebih dan dosis 3 sudah mencapai 30 persen lebih atau lebih dari 420 juta vaksin.

“Negara kita, menjadi salah satu yang terbaik dalam penanganan Covid-19. Salah satu kunci kesuksesan capaian vaksin itu adalah dukungan dari para ulama dan pengasuh pesantren seperti Buntet ini, yang membuat masyarakat percaya dan mau divaksin, Saya hadir di sini untuk berterima kasih kepada para kiai,” jelasnya.(rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
26o
Kurs