Rabu, 2 Juli 2025

Fenomena “Lupa Berkedip” Meningkat Akibat Screen Time Berlebihan, Ini Dampaknya pada Mata

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi anak bermain media sosial di handphone. Foto: Getty Images

Fenomena “lupa berkedip” menjadi perhatian serius di era digital ini, terutama dengan tingginya waktu menatap layar (screen time).

Ahli kesehatan pun mencemaskan dampak kebiasaan menatap layar terhadap kesehatan mata. Studi menunjukkan, rata-rata orang Indonesia menghabiskan 7 jam 38 menit perhari di depan layar, yang secara signifikan mengurangi frekuensi berkedip.

“Normalnya, seseorang berkedip belasan kali per menit, namun saat menatap layar, frekuensi ini bisa turun drastis hingga kurang dari lima kali per menit,” kata Nina Asrini Noor dokter spesialis mata dilansir dari Antara, Sabtu (22/2/2025).

Menurut Nina, berkedip secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan mata dengan cara memompa air mata dan mendistribusikan secara merata.

Jika frekuensi berkedip tidak teratur, mekanisme tersebut terganggu, sehingga mata tidak mendapatkan pelumasan yang cukup, karena waktu jeda antar kedipan satu dengan kedipan yang berikutnya terlalu panjang.

“Jika itu berlangsung terus, maka muncullah gejala mata kering (dry eye) ini,” kata dokter lulusan Universitas Indonesia (UI) itu.

Oleh karena itu, cara sederhana yang dianjurkan untuk mencegah mata kering, yaitu dengan berlatih mengedipkan mata hingga kelopaknya menutup sempurna (blinking exercise).

“Kelopak mata atas sama bawah bertemu sampai bisa terasa menutup sempurna begitu ya, itu sebenarnya sudah cukup. Jadi bukan kedip-kedipan yang kelopak matanya tidak menutup sempurna,” kata Nina. (saf/iss)

Berita Terkait

Durasi Ideal Screen Time



Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Rabu, 2 Juli 2025
33o
Kurs