Menag Imbau Jemaah Calon Haji Indonesia Tak Paksakan Diri Shalat Arbain di Nabawi

Nasaruddin Umar Menteri Agama (Menag) mengimbau jemaah calon haji Indonesia supaya tidak memaksakan diri melaksanakan Shalat Arbain di Masjid Nabawi, Madinah, demi menjaga kondisi kesehatan selama menjalankan ibadah haji.

“Arbain itu sunnah, yang wajib itu haji di Arafah,” ujar Nasaruddin saat melepas keberangkatan jemaah di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (1/5/2025) malam.

Jemaah calon haji gelombang pertama berangkat, Jumat (2/5/2025) dini hari, dan akan tinggal di Madinah selama delapan hingga sembilan hari sebelum bertolak ke Makkah menjelang puncak haji.

Shalat Arbain sendiri adalah amalan sunnah berupa pelaksanaan shalat fardhu sebanyak 40 waktu secara berjamaah di Masjid Nabawi. Amalan ini bukan bagian dari rukun maupun kewajiban haji sehingga tidak menjadi masalah apabila tidak dilakukan.

Nasaruddin menegaskan pentingnya jemaah menghemat energi dan menjaga kesehatan agar bisa menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji dengan baik. Ia khawatir bila jemaah terlalu memaksakan diri mengejar Arbain, justru kondisi tubuh menurun saat prosesi utama haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

“Jadi jangan mengejar yang sunnah tapi menelantarkan yang wajib. Pembimbing haji minta jamaahnya untuk tidak memaksakan. Allah Maha Tahu kalau kita tidak bisa menyempurnakan Arbain,” tegas Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut.

Tahun ini, Indonesia mendapatkan kuota 221.000 jemaah haji. Jemaah akan diberangkatkan dalam dua gelombang. Gelombang pertama dimulai Jumat, 2 Mei hingga 16 Mei 2025.

Kementerian Agama sendiri mencatat sebanyak 7.514 orang, termasuk petugas haji, diberangkatkan pada 2 Mei. Mereka terbagi dalam 19 kelompok terbang (kloter). (ant/bil/ham)