
Di tengah semilir angin pagi Madinah yang sejuk dan penuh kedamaian, rombongan jemaah haji Kloter 6 asal Kabupaten Kediri memulai perjalanan hari ketiga mereka dengan mengikuti city tour yang sarat makna.
Dipandu oleh Ustaz Abdul Rahman, seorang muthawif yang telah sembilan tahun tinggal dan mendampingi jemaah di Madinah, rombongan berjumlah 377 orang ini menelusuri jejak sejarah Islam di tiga lokasi penting: Kebun Kurma, Masjid Quba, dan Jabal Uhud.
Aini Kusuma penyiar Radio Suara Surabaya dalam Catatan Haji yang didukung Shafira Tour & Travel dari Tanah Suci melaporkan, perjalanan dimulai dengan kunjungan ke sebuah kebun kurma yang tak jauh dari hotel tempat para jemaah menginap.
Di tempat ini, jemaah diajak melihat langsung pohon-pohon kurma yang tumbuh dengan kokoh, dan sebagian masih dalam proses perawatan dengan penyangga kayu.
Tak hanya itu, suasana langsung berubah menjadi riuh antusias ketika para jemaah memasuki area penjualan oleh-oleh khas. Beragam jenis kurma dari yang manis lembut hingga yang bertekstur renyah tersedia di sana. Sebut saja kurma Ajwa, Sukari, Medjool, bahkan kurma muda.
Kurma memang bukan sekadar buah. Kurma adalah bagian dari tradisi, simbol bulan Ramadan, dan buah yang disunnahkan Nabi Muhammad SAW.
Kandungan serat, antioksidan, serta vitamin dalam kurma juga menjadikannya buah istimewa untuk menjaga kesehatan—dari pencernaan hingga daya ingat.
Tak heran jika para jemaah tampak begitu semangat memborong kurma sebagai bekal dan buah tangan dari Tanah Suci.
Perjalanan spiritual berlanjut ke Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW setelah hijrah dari Makkah.
Masjid yang berjarak sekitar lima kilometer dari pusat kota Madinah ini bukan hanya destinasi wisata religi, tapi juga tempat yang membawa ketenangan batin. Banyak jemaah yang menyempatkan diri beribadah dan berdoa di tempat suci ini.
City tour ditutup di Jabal Uhud, salah satu bukit paling bersejarah dalam perjuangan umat Islam.
Di tempat inilah berlangsung pertempuran besar antara pasukan Muslim dan kaum Quraisy. Di sini pula, banyak sahabat Nabi yang syahid demi mempertahankan agama.
Momen di Jabal Uhud membawa para jemaah pada refleksi mendalam tentang perjuangan, keikhlasan, dan keteguhan iman.
“Madinah menawarkan pengalaman yang kaya akan sejarah dan spiritualitas,” ucap Ustaz Abdul Rahman. (saf/ipg)