
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (8/5/2025) diperkirakan bergerak mendatar seiring The Federal Reserve (The Fed) menahan tingkat suku bunga acuannya.
IHSG dibuka menguat 19,75 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.945,98. Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,54 poin atau 0,33 persen ke posisi 779,59.
“IHSG diperkirakan bergerak pada kisaran level 6.850 sampai 6.970 pada perdagangan Kamis,” ujar Valdy Kurniawan Senior Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas di Jakarta, Kamis (8/5/2025), dilansir Antara.
Dari mancanegara, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed dalam Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25- 4,5 persen, atau sesuai dengan ekspektasi pasar.
Jerome Powell Ketua The Fed kembali menegaskan risiko adanya lonjakan inflasi dampak dari kebijakan tarif impor tinggi oleh pemerintah AS. Powell juga menegaskan risiko kenaikan angka pengangguran dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, bahkan kontraksi di AS.
Di sisi lain, pelaku pasar memiliki harapan besar terhadap potensi trade deals dengan negara-negara yang melakukan negosiasi dengan AS, termasuk China. Delegasi AS dan China dijadwalkan mengadakan pertemuan di Swiss pada Sabtu (10/5/2025) dan Minggu (11/5/2025).
Pelaku pasar merespons positif rencana pertemuan AS dan China, yang diharapkan akan mengurangi ketegangan perdagangan akibat tarif.
Hasil positif dari pertemuan ini diharapkan mampu meredam kekhawatiran risiko ekonomi (lonjakan inflasi, kenaikan angka pengangguran dan perlambatan ekonomi) yang disampaikan The Fed pasca pengumuman hasil FOMC.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan merilis data cadangan devisa (cadev) periode April 2025.
Sentimen penggerak pasar keuangan domestik akan lebih didominasi dari faktor eksternal, baik dari AS usai pengumuman The Fed maupun kondisi terkini dari perang India dan Pakistan.
Dari Eropa, pelaku pasar bersikap wait and see terhadap rilis kebijakan moneter bank sentral Inggris, Norwegia dan Swedia selama pekan ini.
Dari kawasan Asia, bank sentral China (PBoC) menurunkan suku bunga reverse repo tujuh hari menjadi 1,4 persen dari 1,5 persen pada Mei 2025, serta menurunkan rasio cadangan perbankan sebesar 50 basis poin sehingga tingkat rata-rata menjadi 6,2 persen pada Mei 2025.
Sementara itu, bursa AS Wall Street ditutup menguat pada Rabu (7/5/2025), didorong oleh saham semikonduktor yang menguat pada akhir perdagangan setelah adanya laporan bahwa peraturan tentang chip artificial intelligence (AI) akan dilonggarkan.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 284,97 poin atau 0,70 persen menjadi 41.113,97, S&P 500 naik 24,37 poin atau 0,43 persen menjadi 5.631,28 dan Nasdaq Composite menguat 48,50 poin atau 0,27 persen menjadi 17.738,16.
Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 34,39 poin atau 0,09 persen ke 36.814,69, indeks Shanghai menguat 10,62 poin atau 0,33 persen ke 3.353,87, indeks Kuala Lumpur melemah 3,38 poin atau 0,22 persen ke 1.546,55, dan indeks Strait Times melemah 22,67 poin atau 0,57 persen ke 3.842,79.(ant/dra/ipg)