
Luis Enrique akan kembali memimpin timnya di final Liga Champions bulan ini setelah membawa Paris Saint-Germain (PSG) menyingkirkan Arsenal di semifinal, Rabu (8/5/2025) malam.
Namun bagi pelatih asal Spanyol ini, perjalanan menuju partai puncak terasa jauh berbeda dibandingkan sepuluh tahun silam saat memenangkan Si Kuping Besar bersama Barcelona.
Pada 2015, Enrique meraih trofi Liga Champions bersama Barcelona dan merayakan momen itu dengan sang putri tercinta, Xana. Namun, tahun ini, ketika ia kembali melangkah ke final kompetisi tertinggi antarklub Eropa itu, kenangan akan Xana kembali hadir, membayangi setiap langkahnya.
Melansir Daily Mail, Sabtu (10/5/2025), pada 2019, Enrique memilih mundur dari jabatan pelatih tim nasional Spanyol untuk mendampingi Xana yang didiagnosis menderita kanker tulang. Sayangnya, Xana wafat di usia sembilan tahun pada 29 Agustus 2019, meninggalkan duka mendalam bagi Enrique dan istrinya, Elena Cullell.
Meski begitu, Enrique selalu menyimpan ketegaran. Dalam sebuah dokumenter berjudul You Have No F**ing Idea*, ia pernah berkata, “Apakah saya harus merasa beruntung atau tidak beruntung? Saya merasa beruntung, sangat beruntung.”
“Putri saya hidup bersama kami selama sembilan tahun yang luar biasa. Kami punya ribuan kenangan, video, dan hal-hal yang luar biasa,” tuturnya.
Dalam dokumenter itu, terekam momen Xana melakukan senam di taman dan bermain piano dengan senyum ceria. Enrique juga berbagi cerita bagaimana ia meyakinkan ibunya untuk tetap memajang foto Xana di rumah.
“Xana masih hidup. Dia memang tidak ada di dunia fisik, tapi dia ada di dunia spiritual. Setiap hari kami berbicara tentangnya, tertawa, dan mengenang. Karena saya yakin Xana masih melihat kami,” ujarnya.
Hanya tiga bulan setelah kepergian putrinya, Enrique kembali melatih timnas Spanyol dan memimpin mereka di Piala Dunia 2022. Setelah tersingkir dari turnamen, ia berpisah dengan timnas dan pada Juli 2023, ditunjuk sebagai pelatih PSG.
Meski harus kehilangan Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe dalam dua musim terakhir, Enrique tetap mampu membawa PSG meraih gelar Ligue 1, Piala Prancis, dan kini menembus final Liga Champions. PSG tinggal dua laga lagi dari treble bersejarah. Inter Milan menjadi lawan terakhir mereka di final.
Bagi Enrique, final Liga Champions kali ini lebih dari sekadar perebutan trofi. Itu adalah perjalanan penuh kenangan, harapan, dan cara untuk terus membuat sang putri bangga. (bil/iss)