
Petugas mencatat getaran banjir lahar hujan Gunung Semeru di Lumajang terjadi selama beberapa hari terakhir pada pekan ini karena hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
“Pengamatan aktivitas Gunung Semeru selama 24 jam pada Selasa (13/5/2025), tercatat satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 38 mm dan lama gempa 6.300 detik,” kata Liswanto petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, dilansir dari Antara pada Rabu (14/5/2025).
Selain terjadi getaran banjir, aktivitas Gunung Semeru mengalami 51 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-23 mm dan lama gempa 64-199 detik.
Kemudian tercatat sebanyak enam kali gempa guguran dengan amplitudo 2-8 mm dan lama gempa 6-73 detik, 10 kali gempa embusan dengan amplitudo 2-8 mm dan lama gempa 31-64 detik.
Gunung Semeru juga mengalami satu kali gempa harmonik dengan amplitudo 12 mm dan lama gempa 114 detik, serta satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 6 mm, S-P 6 detik dan lama gempa 23 detik.
Getaran banjir juga terekam pada Senin (12/5/2025) yakni sebanyak dua kali dengan amplitudo 10-38 mm dan lama gempa 6.995-7.087 detik.
Pada Minggu (11/5/2025), tercatat satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 15 mm dan lama gempa 8.640 detik.
Sementara itu derasnya aliran banjir lahar hujan Gunung Semeru menyebabkan tanggul rusak di Dusun Bondeli, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, yang mengancam puluhan Kepala Keluarga (KK).
“Panjang tanggul yang mengalami kerusakan tercatat mencapai sekitar 300 meter. Penanganan darurat telah dilakukan dengan pengerahan bronjong dan pembangunan krip sepanjang 100 meter di sisi tanggul yang paling kritis,” kata Indah Amperawati Bupati Lumajang.
Pemkab Lumajang bergerak cepat untuk mengantisipasi potensi bahaya terhadap keselamatan warga dan kelangsungan lahan pertanian di sekitarnya, karena hal tersebut menjadi prioritas dalam penanganan bencana di kabupaten setempat. (ant/kak/saf/ipg)