Sabtu, 17 Mei 2025

Dewan Pendidikan Surabaya: Domisili di SPMB 2025 Bukan Surat Dari RT, Tetap Berdasar Alamat KK

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Yuli Purnomo Ketua Dewan Pendidikan Kota Surabaya saat mengudara di Radio Suara Surabaya pada program Semanggi Suroboyo yang membahas mengenai Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), Jumat (16/5/2025). Foto: Fatihah Salsabila Mg suarasurabaya.net

Yuli Purnomo Ketua Dewan Pendidikan Kota Surabaya mengingatkan para orang tua agar memahami betul skema Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025, khususnya terkait jalur domisili yang sering disalahartikan masyarakat.

Menurut Yuli, secara teknis tidak banyak perubahan dari tahun sebelumnya. Hanya saja, istilah zonasi kini diganti menjadi domisili, yang kemudian menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat.

“Perbedaannya itu hanya pada redaksi saja. Yang tadinya disebut zonasi, sekarang ditulis sebagai domisili. Tapi masyarakat menganggap domisili itu surat keterangan dari kelurahan, padahal bukan begitu,” kata Yuli waktu mengisi program Semanggi Suroboyo di Radio Suara Surabaya, Jumat (16/5/2025).

Ia menjelaskan, domisili dalam konteks SPMB tetap merujuk pada alamat dalam Kartu Keluarga (KK), bukan surat dari RT, RW, atau kelurahan. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu mengurus surat keterangan domisili tambahan ke kantor kelurahan.

“Kita harus sampaikan ini ke tingkat paling bawah, ke kelurahan, ke RT-RW, supaya masyarakat tidak salah paham. Tetap indikatornya pakai kartu keluarga,” jelas Yuli.

Pada kesempatan itu, Yuli juga menanggapi isu yang sempat muncul bahwa RT digunakan sebagai patokan jarak ke sekolah. Ia menegaskan hal itu tidak benar.

“RT itu hanya tampil sebagai keterangan wilayah, bukan sebagai titik koordinat jarak. Jadi tidak ada itu rumahnya Pak RT dijadikan titik pengukuran. Tetap yang dihitung itu alamat siswa di KK,” jelasnya.

Lebih lanjut, Yuli menjelaskan bahwa kuota untuk jalur domisili pada SPMB SMP 2025 ini mengalami penyesuaian. Jika sebelumnya jalur zonasi atau domisili mendapatkan kuota 50 persen, tahun ini hanya 40 persen. Sisanya dialokasikan untuk jalur afirmasi dan prestasi.

“Ini memberikan ruang lebih besar bagi anak-anak berprestasi, agar juga bisa masuk ke sekolah negeri,” ucap Yuli.

Namun, Yuli mengingatkan bahwa jumlah SMP negeri di Surabaya terbatas. Dari sekitar 38.000 lulusan SD, hanya sebagian yang bisa tertampung di 63 SMP negeri.

“Jadi harus dipahami, kalau tidak diterima di negeri, bukan berarti gagal. Sekolah swasta juga bagus, fasilitas dan kualitasnya sama-sama baik,” ujarnya.

Yuli mendorong agar Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan sekolah-sekolah terus melakukan sosialisasi secara efektif, kontinyu, dan berulang-ulang, khususnya ke masyarakat di tingkat akar rumput.

“Masyarakat ini pengennya pasti, misalnya, berapa meter rumah saya dari sekolah? Tapi kan tidak bisa dijawab seperti itu. Karena ini tergantung juga dari sebaran pendaftar di wilayah sekitar,” terang Yuli.

Oleh karena itu, orang tua diminta benar-benar mencermati informasi resmi yang diberikan Dinas Pendidikan melalui laman resmi spmb.surabaya.go.id., termasuk jadwal dan alur pendaftaran, agar tidak terjebak informasi keliru.

Adapun untuk pendaftaran dilaksanakan secara online pada tanggal 27–29 Mei, dan pengumumannya pada 30 Mei. Kemudian, akan dilanjutkan dengan daftar ulang pada 30-31 Mei. (bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Mobil Terbakar Habis di KM 750 Tol Sidoarjo arah Waru

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

Surabaya
Sabtu, 17 Mei 2025
26o
Kurs