
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan membawa pelajar yang terlibat tawuran untuk dibina di Kampung Anak Negeri.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, dalam waktu dekat ada sejumlah pelajar yang dibawa, yaitu mereka yang terlibat tawuran di kawasan Semolowaru Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo Selasa (13/5/2025) lalu.
Ia menyebut, pemkot akan memanggil orang tua para pelajar untuk koordinasi dengan guru.
“Mereka kemudian kita kirim ke Kampung Anak Negeri (KANRI) yang selama ini sudah berjalan,” ujarnya.
Di KANRI, para pelajar akan dibina dengan berbagai pelatihan, mulai kedisiplinan, kerja sosial, pengembangan life skill, hingga wawasan kebangsaan dan keagamaan. Selain itu, pelatihan keterampilan berwirausaha.
“Kita terus berusaha maksimal memberikan pendidikan yang terbaik buat masa depan anak-anak Surabaya. Tapi kita tidak bisa sendiri, orang tua tetap menjadi kunci untuk membangun karakter anak,” tegasnya.
Sementara Yusuf Masruh Kepala Dispendik Kota Surabaya menyampaikan, akan menjalin sinergi antara sekolah dan orang tua untuk membentuk karakter siswa.
“Nanti kita ini saling bersinergi, bentuk karakter anak-anak kita. Pertemuan dengan orang tua siswa, dengan sekolah,” imbuhnya.
Untuk mencegah kejadian serupa terulang, pemkot akan menjembatani antar sekolah almamater pelajar yang terlibat.
“Kalau memang nanti kedua-duanya misalnya dari lingkungan sekolah, jenjangnya yang sama antara sekolah satu, sekolah dua, kita fasilitasi untuk saling berkomunikasi, sinergi biar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.
Pemkot juga menyiapkan kurikulum tambahan khusus untuk pembinaan karakter pelajar di KANRI.
“Misalnya nanti materi kurikulumnya tambahan, tidak hanya ke jenjang saja, tapi kepemimpinan, nasionalisme, kebangsaan, agama diperkuat. Dan nanti tempat ini (KANRI) yang nanti kalau sudah anak-anak karakternya terbentuk, bisa kembali lagi ke orang tuanya,” tandasnya.(lta/kak/iss)