
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mulai menghidupkan kembali gagasan pembentukan dana moneter regional untuk memperkuat ketahanan keuangan kawasan.
Hal ini disampaikan Anwar Ibrahim Perdana Menteri Malaysia, yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN. Dalam wawancara dengan TV BRICS, Jumat (16/5/2025) lalu, Anwar menyebut transformasi di bidang moneter menjadi semakin mendesak bagi ASEAN.
“Salah satu contohnya adalah Chiang Mai Initiative, di mana bank sentral kawasan bekerja sama dan mendorong penggunaan mata uang lokal, seperti yang dilakukan Thailand, Indonesia, dan China,” ujar Anwar seperti dilansir Antara, Senin (19/5/2025).
Menurutnya, ketiga negara tersebut menargetkan 20 persen transaksi perdagangan dilakukan dengan mata uang lokal, yang nilainya mencapai miliaran dolar. Ia menyebut langkah ini sebagai awal menuju kerja sama moneter yang lebih kuat.
“Dolar AS memang masih dominan secara global, tapi kita perlu ruang perlindungan untuk memitigasi risiko dan melindungi kepentingan nasional,” tegasnya.
Anwar juga menyebutkan bahwa KTT ASEAN yang akan digelar di Malaysia pada akhir bulan ini akan menyoroti isu-isu ekonomi.
ASEAN saat ini beranggotakan 10 negara: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar. Malaysia memegang keketuaan ASEAN tahun 2025. (ant/bil/iss)